Yogyakarta, 5 Mei 2025 – Muhammad Nino Irwana, mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan 2021, berhasil meraih Juara 3 dalam kompetisi nasional Analis Cup 6.0 (ANCUP 6.0). Ajang bergengsi yang diselenggarakan oleh Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) pada tahun 2025 ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menyajikan inovasi di bidang kesehatan dan farmasi.
Dalam kompetisi yang dilaksanakan secara daring, Nino berhasil lolos ke babak final setelah esai ilmiahnya terpilih sebagai salah satu dari lima karya terbaik. Ia kemudian mempresentasikan gagasannya di hadapan juri secara langsung, topik esainya mengangkat sebuah solusi inovatif untuk terapi kanker payudara.
Inovasi yang diusung berfokus pada pemanfaatan piperin, senyawa aktif dari tanaman herbal lokal cabai jawa (Piper retrofractum), yang memiliki potensi sebagai agen antikanker. Gagasan ini menjadi lebih unggul dengan mengkombinasikan bahan alam tersebut dengan teknologi farmasi modern, yaitu Transdermal Drug Delivery System (TDDS) menggunakan metode iontoforesis. Teknologi ini memungkinkan penghantaran obat secara terarah melalui kulit dengan bantuan arus listrik rendah, sehingga dapat meminimalkan efek samping yang sering terjadi pada kemoterapi konvensional.
Gagasan inovatif ini tidak hanya menunjukkan keunggulan akademis, tetapi juga selaras dengan semangat Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Fokus utamanya dalam mengembangkan terapi kanker yang lebih efektif dan minim efek samping merupakan kontribusi langsung terhadap tujuan untuk memastikan kehidupan sehat dan sejahtera (SDG 3). Selanjutnya, pendekatan yang menggabungkan kekayaan alam lokal dengan teknologi penghantaran obat modern seperti iontoforesis mencerminkan dorongan kuat pada pilar industri, inovasi, dan infrastruktur (SDG 9), yang mendorong riset dan pengembangan teknologi kesehatan. Pemanfaatan cabai jawa sebagai bahan baku juga sejalan dengan prinsip konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab (SDG 12), dengan mempromosikan penggunaan sumber daya hayati lokal secara berkelanjutan dan bernilai tambah.
“Saya bersyukur atas penghargaan ini. Motivasi saya adalah mencari alternatif terapi kanker yang lebih ramah bagi pasien. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa, seperti cabai jawa, yang potensinya belum sepenuhnya tergali,” ungkap Nino. “Dengan menggabungkannya dengan teknologi, kita bisa menciptakan solusi kesehatan yang tidak hanya efektif, tetapi juga lebih terjangkau dan bersumber dari kekayaan kita sendiri. Semoga gagasan ini bisa dikembangkan lebih lanjut melalui riset.”
Keberhasilan Muhammad Nino Irwana dalam kompetisi ANCUP 6.0 ini sekali lagi membuktikan dedikasi mahasiswa UGM dalam menjawab tantangan kesehatan global melalui riset dan inovasi yang berdampak, serta diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa lainnya untuk terus berkarya.