Fakultas Farmasi UGM berpartisipasi dalam program dari Kementrian Kesehatan RI melalui Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian yaitu Program Fasilitasi Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas Produksi Bahan Baku Obat (BBO) dan Bahan Baku Obat Tradisional (BBOT) 2017. Program ini bersifat tahunan yang ditawarkan kepada Perguruan Tinggi di Indonesia dengan tujuan umum untuk memfasilitasi pengembangan dan peningkatan kapasitas produksi BBO dan BBOT sebagai upaya kemandirian BBOT dan BBOT tingkat nasional. Secara khusus, program tersebut ditujukan untuk mendorong dan memfasilitasi kerjasama riset pengembangan BBO dan BBOT antara industri dengan lembaga penelitian yaitu perguruan tinggi atau institusi penelitian lainnya. Selain itu, program tersebut ditujukan untuk memperoleh dokumen master produksi tervalidasi serta teknologi produksi BBO dan BBOT tepat guna yang telah melalui serangkaian proses terstandar sehingga dapat teraplikasikan di industri.
Pada tahun 2017, Fakultas Farmasi UGM meloloskan 4 proposal dari 10 kuota yang ditawarkan oleh Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Kementrian Kesehatan RI. Empat proposal pengembangan dan peningkatan kapasitas produksi bahan baku obat tersebut masing-masing diketuai oleh Prof. phil nat Sudarsono, Apt; Dr. TN Saifullah, M.Si., Apt; Dr. Arief Nurrochmad, M.Sc., Apt dan Dr. Hilda Ismail, M.Si., Apt. Topik yang dikembangkan adalah produksi beberapa biomarker bahan baku obat tradisional Indonesia, scalling up bahan tambahan dalam sedian tablet, produksi fraksi aktif dan produksi senyawa sintesis. Dalam program tersebut, keempat tim tersebut bekerjasama dengan beberapa industri farmasi.
Pada tanggal 11 Agustus 2017 dilakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pengembangan dan peningkatan kapasitas produksi bahan baku obat oleh Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Kementrian Kesehatan RI yang dilangsungkan di Wisma M-8 dan beberapa laboratorium di Fakultas Farmasi UGM. Sebagai end-point dari program pengembangan BBO dan BBOT ini, diharapkan penelitian yang dilakukan tidak hanya sebatas laboratorium saja, namun untuk mempersiapkan industri dalam up-scaling produksi dari skala lab ke skala pilot dan skala industri.