Pada awalnya identifikasi suatu senyawa dilakukan dengan mengamati reaksi-reaksi kimia, yaitu dengan cara mendestruksi senyawa yang diidentifikasi. Kemudian hasil destruksi dipergunakan untuk menyimpulkan molekul asal. Selain dilakukan reaksi-reaksi kimia pada gugus fungsional yang ada pada molekul itu.
Menurut Prof. Dr. Sugeng Riyanto, M.S., Apt dalam proses identifikasi pada umumnya dicari reaksi-reaksi yang dapat diamati. Cara-cara ini awalnya cukup memadai, namun setelah diketemukan sedemikian banyak senyawa baru, dan struktur molekulnya meningkat menjadi lebih rumit, maka metode konvensional ini menjadi tidak memadahi lagi. Meskipun demikian metode ini masih sering digunakan sebagai pelengkap identifikasi. “Seandainya metode konvensional ini masih dipergunakan untuk menentukan struktur molekul senyawa baru, new compounds, niscaya pekerjaan itu tentu akan membutuhkan waktu yang lama,” ujar Prof. Sugeng Riyanto di Balai Senat, Rabu (14/12) saat dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Farmasi UGM.