Dalam rangka program World Class Professor 2018, Fakultas Farmasi UGM menyelenggarakan workshop bertajuk “Mammalian Cell Culture Technique and Application in Biomedical Research” pada 2-4 Juli 2018.
Pembicara yang dihadirkan untuk mengisi workshop ini adalah Pakar Biologi Mulekuler dari NARA Institute of Science and Technology Jepang, Prof. Masashi Kawaichi, MD., Ph.D.
Dalam sesi pertama yang berlangsung Senin (2/7) Masashi memberikan paparan terkait pengelolaan laboratorium biologi molekuler yang meliputi aspek manajemen living modified organism (LMO), manajemen bahan-bahan kimia, serta manajemen dan pelatihan sumber daya manusia.
“Yang penting untuk diperhatikan bukan hanya peralatannya, tapi juga sumber daya manusia yang mengelola itu semua,” ujarnya.
Penanganan LMO, ujarnya, perlu mendapat perhatian khusus karena bersangkutan dengan aspek hukum. Ia menyebutkan, Jepang sejak tahun 2004 silam telah mengeluarkan regulasi terkait penggunaan LMO berdasarkan Protokol Cartagena. Oleh karena itu, laboratorium di Jepang mulai menerapkan prosedur yang ketat terkait penggunaan LMO di dalam laboratorium.
“Indonesia juga meratifikasi protokol ini pada Desember 2014. Seharusnya ada hukum domestik yang dibuat berdasarkan protokol ini,” tutur Masashi.
Kepada para peserta yang hadir, ia memberikan gambaran terkait peralatan yang diperlukan di dalam sebuah laboratorium molekular biologi, di antaranya DNA/RNA gel electrophoresis tanks, stereomicroscope, PCRs, tube spinner, ultrasonic homogenizer, serta berbagai alat lainnya. Selain itu, ia juga memberikan beberapa peringatan mengenai hal-hal yang harus diperhatikan atau dilarang di dalam laboratorium, seperti pentingnya memisahkan sampah laboratorium serta larangan untuk menyimpan makanan atau minuman di dalam lemari pendingin laboratorium.
“Kita harus memperhatikan dan merawat alat-alat yang kita gunakan. Itu adalah senjata kita untuk melakukan penelitian,” ucapnya.
Terkait manajemen sumber daya manusia, ia menyebutkan 3 poin penting yang ia terapkan di laboratoriumnya, yaitu pertemuan staf secara rutin, laporan perkembangan, serta klub jurnal, yaitu setiap minggu seorang staf atau mahasiswa mempresentasikan sebuah makalah dalam waktu 1 jam. Poin terakhir ini, menurutnya, belum banyak dilakukan di laboratorium lain, namun dapat menjadi sarana yang penting bagi peneliti untuk memperluas wawasan serta mengetahui perkembangan berbagai riset terkini.
Usai berbicara mengenai pengelolaan laboratorium biologi molekular dan juga kultur sel, Masashi selanjutnya juga akan memberikan paparan dalam topik “Primary Cell Culture” serta “Application of Cell Culture in Biomedicinal Research” dalam 2 sesi yang berlangsung pada Selasa (3/7) besok. (Humas UGM/Gloria)