Farmasi UGM – Tim Health Promoting University Fakultas Farmasi UGM kembali memberikan webinar untuk umum mengenai Cacar Monyet/ Monkey pox. Penyakit ini sendiri merupakan penyakit zoonotic disease, yaitu suatu penyakit yang ditransfer dari hewan (dalam kasus ini dari monyet) ke manusia. Webinar ini diharapkan dapat meningkatkat literasi kesehatan bagi civitas akademika UGM dan masyarakat sehingga memberikan kontribusi sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya goal nomor 3, yang bertujuan untuk menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan bagi semua orang di segala usia (Ensure healthy lives and promote well-being for all at all ages). Webinar ini diselenggarakan secara daring pada Kamis, 9 November 2023 dan disiarkan secara livestream di YouTube Kanal Pengetahuan Farmasi UGM.
Monkey pox sendiri berasal dari Afrika, tepatnya di daerah Kongo, namun demikian belakang ini penyakit Monkey pox sudah mulai menyebar di beberapa negara, antara lain Australia, Belgia, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, Swedia, Inggris dan Amerika. Pada tanggal 20 Agustus 2022, Kementerian Kesehatan mengkonfirmasi adanya 1 kasus Monkey pox pertama di Indonesia. Jumlah kasus aktif Monkey pox di Indonesia per 9 November 2023, tercatat ada 35 kasus pasien aktif penderita Monkey pox. Pada kesempatan kali ini, pengetahuan mengenai apa itu Monkey pox dan bagaimana penularan dan pencegahannya disampaikan oleh narasumber Prof. Dr. apt. Ika Puspita Sari, S.Si., M.Si., Dosen Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Departemen Farmakologi dan Farmasi Klinik, yang saat ini juga menjabat sebagai Direktur Sumber Daya Manusia dan Akademik Rumah Sakit Akademik UGM.
Prof. Ika Puspitasari menyampaikan bahwa penyakit Monkey pox dapat menular kepada siapa saja, walaupun di Indonesia saat ini semua kasus Monkey pox ditemukan pada laki-laki. Penularan dari penyakit Monkey pox sendiri bisa melalui berbagai hal, antara lain interaksi dengan pasien aktif (baik kontak fisik maupun dari udara (body fluids), bersentuhan dengan objek yang digunakan dari pasien aktif (seperti handuk, baju, dll), memakan daging yang terkontaminasi virus dan dimasak tidak sampai matang, ataupun tercakar atau tergigit hewan yang terinfeksi Monkey pox. Gejala Monkey pox sendiri hampir mirip dengan gejala cacar pada umumnya, seperti sakit kepala, demam >38,5°C, nyeri otot, sakit punggung, ataupun tubuh lemah. Namun ada ke-khas-an dari Monkey pox dibandingkan dengan cacar pada umumnya, yaitu lesi cacar pada Monkey pox berupa benjolan berisi air ataupun nanah yang dapat menyebar di seluruh tubuh dan juga adanya Limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening).
Untuk pencegahan ketertularan dari penyakit Monkey pox ini bisa dilakukan dengan menghindari bepergian ke tempat/daerah dengan kasus tinggi, hindari berkontak dengan hewan yang dapat menjadi reservoir virus, kontak dengan pasien aktif dan bahan yang telah bersinggungan dengan pasien aktif/ hewan terinfeksi (seperti handuk, baju, sprei tempat tidur, dll), meningkatkan higine (dengan cara mencuci tangan dan menjaga kebersihan tubuh), menggunakan masker atau alat pelindung diri (APD) apabila kontak langsung dengan pasien aktif, dan juga memasak daging dengan matang dan benar. Peningkatan imun tubuh juga dapat dilakukan dengan mencukupi nutrisi makanan dengan porsi yang baik (sesuai anjuran dengan ‘isi piringku’), memenuhi hidrasi tubuh dengan baik dengan cukup air putih, dan berolahraga minimal 30 menit per hari. Jika terdapat gejala Monkey pox atau mengetahui kerabat atau sekitar terkena gejala Monkey pox, segeralah untuk pergi ke IGD dan melakukan isolasi. Prof. Ika Puspitasari menghimbau untuk warga Jogja dan sekitarnya, jika ada pasien dengan gejala Monkey pox bisa dilarikan ke IGD Rumah Sakit Akademik UGM (No. Telp. 08112846042). Langkah penanggulanan pertama dapat dilakukan dengan cara mengurangi gejala penyakit seperti meminum obat untuk demam dan anti nyeri ataupun mengompres badan. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyebutkan bahwa pengobatan Monkey pox sendiri sudah di cover oleh BPJS. Prof. Ika Puspitasari juga menghimbau jika terdapat kasus Monkey pox di sekitar anda, diharapkan tetap tenang dan tidak panik, dan segera menghubungi klinik/rumah sakit terdekat.
Penulis: Apt. Halida Rahmania, S. Farm., M.Agr.Sc., Ph.D.