Menurutnya, perjuangan yang telah ia lakukakan sampai dengan titik ini tidak selalu berbuah manis, banyak kegagalan yang pernah ia alami. Mulai dari rasio kalah lomba yang lebih besar daripada menangnya, pernah ditolak dalam suatu kepanitiaan, dan juga melamar berbagai beasiswa namun hasilnya nihil. Namun, hal tersebut tidak menyurutkan semangat juangnya karena dalam melakukan suatu kesempatan, ia berpegang pada motto: “Tidak ada yang namanya Menang dan Kalah, yang benar adalah Menang dan Belajar” ujarnya. Oleh karena itu, “janganlah cepat menyerah jika sekali kalah, namun pelajari pola kesalahanmu dan bangkitlah dengan cara yang baru, pasti hasilnya tidak akan sia-sia” tambah Wahyu.
Wahyu menyatakan bahwa penghargaan ini merupakan pencapaian besar yang pernah ia lakukan. Ia juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada kakak tingkat dan dosen pembimbing yang telah membantunya sehingga mendapatkan gelar juara 3. “Sungguh ini merupakan batu loncatan besar yang telah saya capai demi berkontribusi bagi sesama. Walau beban sosial menjadi mapres 3 UGM sekarang berada di pundak saya, saya tetap akan menyebarkan kebermanfaatan bagi sesama, minimal di lingkungan Fakultas saya”. Wahyu juga berpesan untuk mapres Fakultas Farmasi selanjutnya bahwa “jangan terlalu berpatokan terhadap gelar mapres sebagai semangat untuk menang, melainkan pikirkanlah bagaimana cara kita memberikan manfaat bagi sesama setelah mendapatkan gelar tersebut, ujarnya. (Humas FA)