Sekitar 1.000 murid dan guru di SMAN 2 Bantul menggelar aksi minum jamu serentak di sekolah, Selasa (17/9).
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian pre-event Festival Jamu Nasional ‘Menjamu Dijamu’ yang akan diadakan pada 14-17 November mendatang di Plataran Ambarrukmo Hotel Yogya.
“Murid-murid dan guru sangat antusias dengan acara tersebut. Semuanya memberi kesan bahwa jamu kunir asem, beras kencur, dan temulawak enak dan mereka suka dengan rasanya, terbukti dengan habisnya semua jamu yang kita sediakan,” tutur Dosen Fakultas Farmasi UGM, Ronny Martien, Rabu (2/10).
Dalam kegiatan ini, panitia menyediakan 100 liter jamu kunir asem, beras kencur, temulawak yang dibeli dari UMKM.
Selain di SMAN 2 Bantul, aksi minum jamu juga diselenggarakan di SD Tumbuh 1, SMAN 3 Jogja, SMA Debrito dan SMA Stella Duce 1 Jogja. Kegiatan ini, ujar Ronny, diadakan di sekolah untuk memperkenalkan jamu sebagai warisan budaya nenek moyang kepada para generasi muda yang akan mendominasi kondisi demografi Indonesia pada tahun-tahun mendatang.
Ia menyayangkan kondisi saat ini di saat jamu nyaris terpinggirkan dan kalah bersaing dengan minuman-minuman dari luar. Untuk itu, kegiatan memperkenalkan jamu di kalangan anak muda menjadi penting sebagai upaya untuk melestarikan jamu hingga ke generasi mendatang.
“Usia sekolah merupakan usia dasar untuk mulai mengenal dan merasakan jamu sehingga diharapkan nantinya jamu akan menjadi gaya hidup manusia-manusia milenial Indonesia,” imbuhnya.
Festival Jamu ‘Menjamu Dijamu’ sendiri merupakan kolaborasi antara Keraton Yogya, Fakultas Farmasi UGM dan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu. Acara ini diselenggarakan dalam konsep festival sehingga memiliki kesan ringan, menyenangkan, dan melibatkan banyak pihak.
“Kita mencoba mengemas jamu lebih populer tidak hanya sebagai pengobatan tetapi kita melihat jamu sebagai budaya,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, dalam acara ini jamu akan dikupas dari beragam sudut yang berbeda, seperti masakan, minuman, gaya hidup, dan eco-printing yang menggunakan berbagai sumber dari alam indonesia.
Keraton, UGM dan Kemenkes sebagai penggagas acara ini juga mencoba membuat ekosistem bagi pengembangan jamu. Mereka akan bergabung dengan UMKM jamu, Industri Obat Tradisional dan E-Commerce, untuk saling bertemu memecahkan permasalahan pengembangan jamu. (Humas UGM/Gloria)