Memasuki tahun kedua penelitian gabungan antara Universitas Gadjah Mada, Universitas Mataram, Badan Ketahanan Pangan Provinsi NTB, dan Pemda Kabupaten Lombok Timur, serta Massey University, perwakilan peneliti dari New Zealand datang mengunjungi Indonesia pada akhir bulan Februari lalu. Instansi-instansi tersebut tergabung dalam penelitian berjudul “Smallholder Livelihood Improvement through Small Scale Functional Analog Rice Food-Base Processing Enterprise: An Action-Research Approach to Smallholder Agribusiness and Food Processing Industrial Development in East Lombok – West Nusa Tenggara Province” dan akan berlangsung selama tiga tahun sejak 2016 hingga 2019.
Penelitian tersebut juga mendapatkan dukungan dana dari CaRED (Community Resilience and Economic Development Programme), yaitu program kerjasama Pemerintah New Zealand dengan Universitas Gajah Mada.
Ada tiga fakultas di Universitas Gadjah Mada yang turut tergabung dalam tim penelitian tersebut, yaitu Fakultas Farmasi, Fakultas Biologi serta Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri. Ketiganya merupakan fakultas yang kompeten dalam penelitian pengembangan teknologi pengolahan pangan, khususnya beras analog serta mengkaji kondisi sosial ekonomi serta kebijakan terkait.
Seperti dijelaskan oleh ketua peneliti UGM, Dr. Rumiyati, M.Si., Apt. bahwa proyek pengembangan beras analog ini tidak hanya untuk mendongkrak nilai tambah produk-produk pertanian dan menciptakan lapangan pekerjaan saja, namun juga menyediakan bahan pangan alternatif yang lebih sehat. “Dari sisi kesehatan, beras analog sangat baik bagi penderita diabetes melitus, hipertensi, asam urat, dan lainnya,” ungkap Rumi. (Yeny/ Humas FA)