Farmasi UGM – Selain pengetahuan di bidang ilmu kefarmasian, Fakultas Farmasi UGM berencana untuk melengkapi kemampuan mahasiswa dengan soft skill yang cukup, sehingga para lulusan Farmasi UGM nantinya dapat memiliki nilai tambah dan bersaing di dunia kerja. Dari tahun ke tahun, sejak tahun 2017, Fakultas Farmasi UGM berkomitmen untuk mengundang para alumni Fakultas Farmasi UGM untuk memberikan materi terkait soft skill didunia profesional. Untuk itu, dalam rangkaian acara ‘Kuliah Tamu Paparan Kompetisi Global’ kali ini, pihak fakultas mengundang Irma Riadiana, M.P.H., Apt selaku apoteker di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping untuk mengisi materi dan berbagi pengalaman dengan para mahasiswa baru.
Pada acara ‘Kuliah Tamu Paparan Kompetisi Global’ yang diselenggarakan pada tanggal 19 Desember 2019 tersebut, fakultas mengawali dengan memberikan sosialisasi terkait akreditasi internasional ASIIN oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan. Kemudian dilanjutkan dengan pengenalan profil Fakultas Farmasi UGM oleg Ketua Prodi S1, Dr. Nanang Munif Yasin, M.Si., Apt.
Dalam kesempatan kali ini, Irma yang juga merupakan pengajar di Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, berkesempatan untuk menyampaikan materi tentang prospek farmasis di masa depan. Menurutnya, pekerjaan di bidang kesehatan akan selalu ada mengingat kebutuhan akan fasilitas ini masih tinggi. Terlebih saat ini, masalah kesehatan di masyarakat masih cukup tinggi. Namun, apakah pemahaman mengenai ilmu fasmasi saja sudah cukup untuk berkarir di bidang kesehatan?
“Ada dua kompetensi yang harus dimiliki oleh mahasiswa, yaitu hard skill dan soft skill”, kata Irma. Lebih lanjut, Irma menjelaskan bahwa di dunia kerja, soft skill jauh lebih utama dibanding hard skill. Bukan berarti para lulusan nanti tidak memahami ilmu kefarmasian, namun seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, mahasiswa akan terus memiliki kesempatan untuk menambah kapasitas keilmuannya. Namun, tanpa soft skill yang baik maka proses beradaptasi di lingkungan kerja akan menjadi sulit. “Kalau pintar tapi tidak bisa berkomunikasi dengan baik kan nanti saying ya ilmunya”, ucap Irma. (Humas FA/ Yeny)