Farmasi UGM – Parmacious yang merupakan salah satu bagian dari Program Pharmanesia yang dinaungi oleh BEM KMFA UGM telah rutin dilaksanakan sejak tahun 2010. Kegiatan ini ditujukan sebagai wadah bagi mahasiswa maupun masyarakat untuk meningkatkan wawasan dan daya pikir kritis dibidang kefarmasian maupun kesehatan di Indonesia. Di tahun 2020 ini, Pharmacious menyelenggarakan berbagai macam acara, seperti lomba essay, video kreatif, poster, KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi), serta webinar kefarmasian. Seluruh rangkaian acara tersebut merupakan tingkat nasional serta dilaksanakan sepenuhnya secara daring dikarenakan adanya pandemi Covid-19.
Lomba KIE sendiri dilaksanakan pada Sabtu, 7 November 2020. Lomba KIE berkaitan dengan konseling dan hanya dapat diikuti oleh mahasiswa S1 Farmasi, tetapi untuk cabang lomba poster, essay, dan video kreatif dapat diikuti oleh mahasiswa selain Prodi Farmasi. Lomba KIE kali ini mengangkat tema “Praktik Klinis Kefarmasian dalam Pengendalian Penyakit Pernafasan yang Berpotensi menjadi Epidemi”.
Seperti yang kita ketahui bahwa salah satu kewajiban seorang farmasis adalah memberikan konseling terkait terapi yang diberikan kepada pasien. Konseling dengan pasien tentu tak mudah bagi sembarang orang, konseling juga butuh keterampilan dalam berkomunikasi. Keterampilan yang satu ini dapat dipelajari selagi kita masih duduk dibangku perkuliahan, salah satu caranya dengan mengikuti lomba KIE. Acara ini dibuka dengan sambutan Ketua Pharmacious, GP Wahyunanda, dilanjutkan dengan sambutan oleh Ketua BEM KMFA, Oki Irawan, kemudian sambutan oleh Dekan Fakultas Farmasi, yaitu Prof. Apt. Agung Endro Nugroho, M. Si., Ph.D. Perlombaan dimulai dengan babak penyisihan bagi seluruh peserta lomba sebanyak 20 orang. Pada lomba ini peserta diberikan sebuah kasus tentang terapi yang akan diberikan kepada pasien. Kemudian peserta tersebut harus memerankan dirinya sebagai seorang apoteker dengan memberikan konseling kepada pasiennya. Konseling yang diberikan kepada pasien tidak hanya sekadar memberi tahu cara menggunakan obat yang benar tetapi juga menyelesaikan atau mencegah permasalahan terkait obat baik potensial maupun aktual kepada pasien. Peserta akan diberikan waktu tertentu untuk berkomunikasi dengan pasien. Sementara itu, para juri akan memberikan skor kepada peserta lomba. Juri lomba KIE tahun ini merupakan dosen farmasi yang sudah expert di bidangnya, seperti Mawardi Ihsan, M.Sc., Apt., Anna Wahyuni Widayanti, M.P.H., Ph.D., Apt., Dr. Fita Rahmawati, Sp.FRS., Apt., Rr. Fivy Kurniawati, M.Sc., Apt., Woro Harjaningsih, Sp.FRS., Apt., dan Apt. Khairunnisa Nurrahma Safitri, S. Farm.
Kemudian dilanjutkan babak semifinal bagi sepuluh peserta terbaik. Mekanisme babak semifinal sama dengan babak penyisihan yang sebelumnya namun kasus yang diberikan memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Babak terakhir dari lomba KIE adalah babak final diperuntukan bagi tiga peserta terbaik, yaitu Angelina Rambu N., Ratna Pratiwi S., dan Ni Luh Putu Arma M. Ketiga peserta terbaik lomba KIE sudah tidak diragukan lagi kemampuannya dan layak menjadi juara hari ini dan ketiganya berasal dari Universitas Sanata Dharma. Kemudian acara ini ditutup dengan pengumuman peraih juara pertama, kedua, dan ketiga. Diharapkan acara ini dapat memberikan manfaat, ilmu serta pengalaman bagi para peserta maupun panitia dalam meningkatkan softskill dan hardskill. (Amira Sanniya/Humas FA)