Farmasi UGM – Epilepsi atau yang biasa dikenal dengan penyakit kejang merupakan gangguan neurologik klinis yang sering dijumpai di masyarakat. Kejadian epilepsi masih tinggi, terutama di Negara berkembang. Menurut data Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), prevalensi epilepsi pada bayi dan anak-anak cukup tinggi.
Melihat fenomena tersebut, Stephanus Manunggaling, Firda Ridhayani, dan Hanna Gracia Reformatika kemudian membuat ide mengenai pemanfaatan pegagan dan kedelai sebagai obat epilepsi. Melalui lomba karya tulis ilmiah yang diadakan oleh Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, ‘Pharmaflos’, ketiga mahasiswa Farmasi UGM tersebut membuat karya tulis berjudul ‘A Bright Solution for Epileptic Therapy: Ped-ODF (Pegagan Kedelai Orally Disintegrating Film) sebagai Adjuvant Terapi Herbal dan Anti Pengeroposan Tulang’.
Dalam kegiatan bertema Ragam Teknologi Farmasi Berbasis Bahan Alam tersebut, Firda, Hanna, dan Stephanus berhasil mengungguli 60 tim lainnya yang berasal berbagai universitas di Indonesia. Prestasi yang cukup membanggakan. Di sini, Farmasi UGM membuat inovasi dengan bahan alam seperti pegagan dan kedelai yang dapat menunjang terapi epilepsi dan menurunkan efek samping akibat obat anti epilepsi.
Seperti yang diketahui, bahwa saat ini epilepsi menjadi penyakit yang paling banyak terjadi, dan konsumsi obat-obat anti epilepsi menimbulkan banyak sekali efek samping salah satunya pengeroposan tulang, oleh karena itu adjuvant yang kami buat diharapkan dapat menjadi solusi masalah tersebut. Selain itu bentuk sediaan ODF yang praktis memiliki kelebihan dibanding tablet biasa dan dapat meningkatkan kepatuhan pasien. Melalui karya tersebut, tim Farmasi UGM berhasil meraih Juara 2 kompetisi karya ilmiah nasional Pharmaflos. (Humas FA/ Yeny)