Sejak tanggal 12 Maret 2020, WHO telah menetapkan kasus COVID-19 sebagai pandemik, sinyal penting bagi seluruh dunia untuk menempuh langkah strategis penanganannya. Tercatat hingga 22 Maret 2020 sudah 307.627 kasus COVID-19 dengan 13.050 diantaranya mengalami kematian. Kasus COVID-19 di Indonesia juga mulai merebak dengan kini telah mencapai 450 kasus dan menyebabkan 38 kematian per 21 Maret 2020. Infeksi virus SARS-CoV-2 menjadi penyebab mewabahnya kasus COVID-19 di dunia. Penelitian oleh Zhou dkk melaporkan adanya kemiripan genom hingga 86% antara SARS-CoV-2 dengan SARS-CoV. Kedua virus tersebut menggunakan enzim protease untuk proses memperbanyak diri sehingga peneliti menggunakan beberapa inhibitor protease virus seperti Lopinavir (Gambar 1A) untuk uji klinis COVID-19. Selain itu, Wrapp dkk menyebutkan receptor binding domain (RBD) atau bagian yang digunakan untuk berikatan dengan reseptor dari SARS-CoV-2 yang terdapat pada spike glycoprotein berperan untuk interaksi dengan domain protease dari reseptor angiotensin-converting enyme 2 (ACE2) sebagai jalan masuk infeksi ke sel inang. Penggunaan Nafamostat (Gambar 1B) yang sekarang dalam uji klinis COVID-19 bertujuan untuk mengeblok RBD dari SARS-CoV-2, selain itu penggunaan agen yang dapat berinteraksi di domain protease ACE2 juga dapat menjadi opsi dalam mengeblok infeksi SARS-CoV-2. Hingga artikel ini disusun, antiviral mapun vaksin SARS-CoV-2 masih dalam tahap uji klinis dan masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Tersedianya struktur kristal protein terkait SARS-CoV-2 di database bioinformatika memungkinkan para peneliti untuk skrining (penapisan) secara komputasi dengan strategi drug repurposing, penggunaan obat yang sedang atau sudah lolos uji klinis untuk terapi yang berbeda, untuk memilih jenis obat yang paling sesuai. Selain itu, dengan semakin berkembangnya artificial intelligent (AI) melalui pendekatan komputasi menggunakan deep learning, beberapa industri berbasis AI seperti Deargen, Insilico Medicine, SRI Biosciences and Iktos, dan Benevolent AI melakukan usaha untuk mempercepat penemuan obat antiviral COVID-19. Melihat potensi beberapa herbal yang banyak digunakan di masyarakat, tim peneliti Farmasi UGM beranggotakan Rohmad Yudi Utomo, Muthi Ikawati, dan Edy Meiyanto melakukan studi skrining secara komputasi menggunakan senyawa aktif pada tanaman jeruk, secang, kunyit, dan lengkuas. Tanaman-tanaman ini dipilih karena sudah biasa digunakan dimasyarakat, baik untuk masakan, makanan olahan, minuman atau dikonsumsi langsung sebagai buah.
“Hasil studi komputasi kami menunjukkan beberapa senyawa aktif bahkan lebih mudah dibandingkan Lopinavir dan Nafamostat dalam berinteraksi pada SARS-CoV-2 dan ACE2” ujar Yudi. “Diantara tanaman yang lain, senyawa yang terdapat pada tanaman jeruk khususnya hesperidin memiliki potensi yang paling kuat disusul dengan lengkuas, secang, dan kunyit”, tambahnya (Gambar 2). Dalam studi lain, hesperidin dilaporkan mampu menghambat replikasi virus influenza A pada model sel dan hewan uji serta pernah digunakan dalam beberapa uji klinis (data dari clinicaltrial.gov). Hesperidin merupakan senyawa flavonoid yang banyak terdapat di dalam buah jeruk, utamanya pada kulitnya. Penemuan ini membuka potensi ke depan mengenai penelitian dan pemanfaatan herbal dalam penanganan COVID-19 sekaligus menambah wawasan bagi masyarakat mengenai potensi herbal, khususnya kulit jeruk. Pemanfaatannya pun juga dapat dilakukan secara sederhana, misalnya setiap membuat seduhan jamu (mpon mpon) atau teh dapat ditambahkan irisan buah jeruk. Semua jenis jeruk diketahui mengandung senyawa hesperidin, sehingga dalam pemanfaatannya tidak perlu memilih-milih. Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal internasional preprint (mdpi group) pada Maret 2020 dengan judul “Revealing the Potency of Citrus and Galangal Constituents to Halt SARS-CoV-2 Infection” (DOI: doi:10.20944/preprints202003.0214.v1).
Penulis : apt. Rohmad Yudi Utomo, M.Si; apt. Muthi Ikawati,M.Sc, PhD, dan Prof. apt. Edy Meiyanto, M.Si, PhD.
Referensi
Dong, W., Wei, X., Zhang, F., Hao, J., Huang, J., Zhang, C., Liang, W. (2014). A dual character of flavonoids in influenza A virus replication and spread through modulating cell-autonomous immunity by MAPK signaling pathways. Scientific Reports, 4: 7237.
Li, G. & De Clercq, E. (2020). Therapeutic options for the 2019 novel coronavirus (2019-nCoV). Nature Reviews Drug Discovery, 19: 149-150.
Utomo, R.Y.; Ikawati, M.; Meiyanto, E. Revealing the Potency of Citrus and Galangal Constituents to Halt SARS-CoV-2 Infection. Preprints 2020, 2020030214.
Wrapp, D., Wang, N., Corbett, K.S., Goldsmith, J.A., Hsieh, C., Abiona, O., Graham, B.S., McLellan, J.S. (2020). Cryo-EM structure of the 2019-nCoV spike in the prefusion conformation. Science.
worldmeters.info/coronavirus/
Zhou, P., Yang, X.L., Wang, X.G., Hu, B., Zhang, L., Zhang, W., Si, H.R., Zhu, Y., Li, B., Huang, C.L., et al. (2020). A pneumonia outbreak associated with a new coronavirus of probable bat origin. Nature.