Apakah kalian pernah menonton video yang diunggah di internet? Jika iya, apa yang membuat kalian meng-klik video tersebut? Tentunya karena ada daya tarik dalam komponen luaran video tersebut yang membuat kalian ingin menontonnya, bukan? Namun, pernahkah kalian memikirkan bagaimana video tersebut dibuat? Bila kalian pikir membuat sebuah video adalah sulit dan memerlukan peralatan canggih, simak dulu liputan acara berikut ini.
Farmasi UGM – Lembaga Pers Mahasiswa Farmasi UGM (Farsigama) menggandeng Tim Health Promoting University dari Strata-2 Kesehatan Masyarakat – FKKMK UGM untuk mengadakan sebuah kegiatan pelatihan membuat video sederhana dengan menggunakan perangkat smartphone pada hari Sabtu (11/5). Tim HPU membawa goals untuk menjadikan kampus Farmasi menjadi kampus sehat. Dalam proses mencapai kampus sehat, diperlukan adanya media yang dapat menampung segala bentuk usaha promosi kesehatan dan bisa diakses dengan mudah dan efektif oleh seluruh elemen kampus baik itu mahasiswa, tenaga pendidikan, karyawan, hingga jajaran dosen. Meirina Ulfah selaku ketua Tim HPU menyebutkan bahwa tujuan pelatihan ini adalah membuat sebuah edukasi dalam bentuk video mengenai pola hidup sehat yang nantinya dapat tersampaikan ke seluruh mahasiswa farmasi.
Sasaran dari kegiatan ini adalah perwakilan mahasiswa farmasi yang tergabung dalam staf media organisasi fakultas, diantaranya BEM, Senat, Piogama dan seluruh BSO. Kegiatan ini menghadirkan pemateri dari Inahealth-TV, sebuah kanal TV kesehatan milik FKKMK UGM, yakni Wisaksono Adi. Content creator yang kerap disapa Dimas ini memaparkan ilmu mengenai langkah pembuatan video. Sejak proses perekaman gambar hingga proses editing menggunakan aplikasi videomaker lewat smartphone.
Selanjutnya, peserta pelatihan diberikan kesempatan untuk melaksanakan praktik pengambilan video menggunakan smartphone masing-masing. Bertempatkan di sekitar Fakultas Farmasi. Tidak sampai disitu, peserta juga diberikan materi terkait proses editing yang ternyata sangat mudah untuk diaplikasikan. Mulai dari pemotongan gambar, menambahkan suara atau musik, memunculkan transisi yang natural, dan lain sebagainya.
Untuk menambah semangat peserta, diadakan pula lomba yang masing-masing tim terdiri dari dua orang. Masing-masing tim diminta untuk mengolah rekaman video lewat sebuah aplikasi yang telah ditentukan. Video yang dibuat harus memuat tema tentang pola hidup sehat. Peserta diberi waktu empat hari untuk mengumpulkan video. Untuk selanjutnya, hasil karya seluruh peserta akan diunggah dan ditayangkan di Inahealth TV. Penilaian diperoleh dari jumlah penayangan (views) terbanyak, lalu pemenang akan mendapatkan hadiah dari Tim HPU.
Kegiatan ini memunculkan antusiasme pada peserta untuk membuat sebuah video dan mengikuti lomba yang diadakan oleh Tim HPU. Dengan diadakannya pelatihan seperti ini, harapannya adalah peserta pelatihan dapat berkreasi dalam membuat video edukasi yang bertemakan kesehatan hingga dapat membagi ilmu tersebut pada mahasiswa farmasi lainnya. (Laila)