Program Studi Apoteker Fakultas Farmasi UGM telah meluluskan 172 mahasiswa pada periode November 2020. Pada wisuda dan pelafalan sumpah apoteker tersebut, sebanyak 6 mahasiswa lulus dengan IPK 4.00, diantaranya Asa Salsabela Arianti Wijayanti, Ayusti Putri Hijriyanti, Cindy, Dewi Tika Sari, Satita Dianasari dan Sylvia Meidi A.M.
Selain kuliah, keenam mahasiswa tersebut juga aktif mengikuti kegiatan organisasi baik didalam maupun diluar kampus, seperti BEM KMFA, JMKI Farmasi UGM, Keluarga Mahasiswa Buddhis UGM (Kamadhis UGM), dan UKM Gadjah Mada Chamber Orchestra (GMCO). Mahasiswa juga terlibat dalam berbagai events kampus seperti Farmasi Cup, Dies Natalis Farmasi UGM, dan PPSMB Palapa.
Meskipun aktif di berbagai kegiatan, mahasiswa tetap melakukan manajemen waktu dengan baik agar tetap berprestasi di bidang akademik. Asa menuturkan bahwa membagi waktu antara belajar dan berkegiatan itu penting. “Saat belajar di kampus sebaiknya fokus untuk memperhatikan Bapak/Ibu dosen, sehingga sisa waktu setelah kuliah dapat dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan yang lain seperti refreshing dan melakukan kegiataan kepanitiaan dan organisasi” ungkap Asa. Satita menambahkan “Untuk meningkatkan pemahaman materi kuliah kita sebaiknya memiliki catatan yang lengkap dan membentuk grup belajar sehingga saling melengkapi apabila terdapat materi yang kurang dipahami”. “Selain itu sebaiknya dalam menempuh ujian tidak menerapkan SKS (Sistem Kebut Semalam) sehingga materi dapat dipahami dengan baik dan hasil yang diperoleh akan lebih optimal” sambung Sylvia.
Para mahasiswa berpesan untuk selain fokus pada kegiatan akademik penting juga mengasah softskill yang didapatkan dari kegiatan non akademik agar nantinya sudah terbekali dengan baik saat memasuki dunia kerja. Dewi pun juga menyadari bahwa di dalam dunia kerja akan lebih banyak berhadapan dan berinteraksi dengan orang-orang dibandingkan dengan buku-buku catatan seperti saat menjadi mahasiswa, bagaimana dapat membangun relasi yang baik dengan orang-orang menjadi hal penting yang akan memberikan manfaat nantinya, oleh karena itu pengembangan softskill sangat dibutuhkan sejak awal kuliah.
Tak kalah pentingnya bahwa motivasi dibutuhkan untuk mencapai apa yang diinginkan. Motivasi Ayusti sendiri adalah orang tuanya dimana ia ingin membanggakan mereka dan tidak ingin mengecewakan orang tuanya yang sudah menaruh harapan pada anaknya. Selain itu untuk meraih sesuatu haruslah memiliki planning dan target agar senantiasa konsisten. “Yang penting itu adalah bagaimana kita bisa memahami dan menerapkan ilmu yang didapat serta bisa bermanfaat bagi orang lain. Nilai IPK cumlaude sempurna hanyalah bonus. Tetap menjadi diri sendiri, menikmati apa yg dipelajari, santai tapi tetap melakukan yang terbaik untuk setiap hal dan proses yang dilakukan” ujarnya. (Humas FAUGM)