Farmasi UGM – Masih dalam rangkaian Kuliah Softskill bagi mahasiswa Program Sarjana Farmasi angkatan 2017, pada hari Sabtu tanggal 19 September diadakan webinar dengan topik softskills building for millenials. Sebagai pembicara utama pada kegiatan ini adalah Ammik Kisriyani, S.Psi., M.A., yang merupakan staf pengajar di Fakultas Psikologi UGM. Paparan mengenai softskills building for millennials diawali oleh Ammik dengan memberikan satu pertanyaan kepada mahasiswa mengenai softskil yang dirasa paling penting bagi mahasiswa untuk masa depannya.
Beberapa mahasiswa menjawab pentingnya kepemimpinan, kemampuan adaptasi, dan komunikasi. Selesai mahasiswa menjawab, pembicara menekankan bahwa secara umum seluruh bentuk softskill sangat penting bagi masing-masing kita, dan akan sulit bila harus memilih salah satu softskill yang paling penting. Walaupun demikian, pembicara sangat mengapresiasi mahasiswa yang sudah mulai berani mengeluarkan pendapat dan menjawab pertanyaan sesuai dengan instruksinya.
Paparan dilanjutkan dengan penjelasan mengenai pentingnya pembentukan softskill sejak dini. Pembicara yang merupakan penggiat pendidikan anak usia dini memaparkan bahwa softskill itu sedikit terlambat bila mulai diajarkan saat kuliah. Walaupun tidak menyangkal bahwa pemaparan softskill saat kuliah bisa menambah bekal mahasiswa untuk dikemudian hari, Ibu Ammik sangat menekankan pentingnya pemberian softskil sejak anak-anak. Misalnya anak-anak mulai diberikan tanggung jawab, misalnya menyiram bunga. Anak-anak juga harus mulai dibiasakan bangun sendiri, serta membantu pekerjaan orang tua dirumah. Hal ini akan nampak saat sudah dewasa.
Softskill juga tidak dapat dibuat-buat, misalnya hanya untuk dapat lulus wawancara kerja mahasiswa menerapkan ilmu softskill yang diperoleh. Hal ini tidak akan berhasil, karena softskill merupakan ilmu yang diperoleh dari keseharian, mulai dari hal sederhana. Sehingga pewawancara akan sangat mudah menemukan bahwa peserta yang diwawancarai hanya menunjukkan kemampuan softskill sesaat atau yang memang sudah dimilikinya dalam waktu yang lama.
Mahasiswa sangat antusias mengikuti sesi tanya jawab setelah paparan mengenai softskill building ini. Salah satu pertanyaan yang disoroti oleh pembicara adalah mengenai softskill yang tetap harus mengedepankan norma yang ada. Seandainya mahasiswa memiliki softskill yang baik dan kebetulan memasuki lingkungan kerja yang kebetulan tidak sesuai dengan norma yang ada, maka mahasiswa tersebut jangan menggunakan softskill-nya untuk menyesuaikan diri pada lingkungan yang tidak sesuai dengan norma tersebut. Tetapi sebaliknya menggunakan softskill yang dimiliki untuk mengubah kondisi lingkungan kerja agar sesuai dengan norma yang ada. Webinar softskill building kali ini dilaksanakan menggunakan platform Zoom, berlangsung selama 2 jam dan dihadiri oleh sekitar 70 mahasiswa serta 4 dosen pengampu mata kuliah softskill (Triana Hertiani dan MNAS).