Farmasi UGM – Pusat Informasi Obat Gadjah Mada (PIOGAMA) bersama Program Studi S3 Ilmu Farmasi kembali menggelar kegiatan Pharmadays. Dalam kegiatan tersebut, panitia telah menyiapkan rangkaian acara yang terdiri dari Seminar Nasional Kefarmasian, Kompetisi Kefarmasian, Kompetisi Poster Publik, dan Olimpiade Kefarmasian. Tepat pada hari Minggu, 8 September 2019, Seminar Nasional Kefarmasian diadakan di University Club UGM. Dibuka dengan sambutan Ketua Panitia Pharmadays 2019 yaitu Amellia Rosemerin, perwakilan Prodi S3 Fakultas Farmasi UGM (Dr. R.R. Endang Lukitaningsih, M.Si., Apt.), serta Dekan Fakultas Farmasi UGM.
Seminar Pharmadays kali ini mengangkat tema “Manajemen Kesehatan Mental di Era Revolusi Industri 4.0”, yang dimoderatori oleh Dr. Susi Ari Kristina, M.Kes.,Apt. Amel selaku Ketua Panitia Pharmadays 2019 memaparkan pentingnya diadakannya seminar ini, “Kita sebagai farmasis, yang akan berkolaborasi antar tenaga kesehatan, perlu untuk mengetahui pentingnya kesehatan mental di samping kesehatan fisik yang selama ini masih sedikit kita pelajari di bangku perkuliahan, sehingga kami mengangkat tema pentingnya kesehatan mental di era 4.0 yang semakin individualis ini”, ungkapnya.
Tema yang sangat menarik ini diulas lebih lanjut oleh Dr. dr. Fidiansjah, SpKJ., MPH. yang merupakan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA KEMENKES RI. Sebagai keynote speaker, Fidiansjah mengungkapkan bagaimana regulasi pemerintah mengenai peran tenaga kesehatan dalam menangani kesehatan mental masyarakat. Menurutnya, solusi bagi para generasi muda dalam manajemen kesehatan mental di era 4.0 adalah dengan meningkatkan literasi yang diperoleh dari kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler.
Seminar dilanjutkan dengan materi dari Rohedi Widya Laksmi P., S.Farm., Apt. sebagai apoteker RSJD Dr. RM Soedjarwadi, Klaten. Beliau memaparkan materi dan membagikan pengalamannya dalam menangani pasien gangguan mental yang meliputi penggunaan obat-obatan, edukasi obat, dan pemulihan. “Peran farmasis dalam penanganan pasien yang memiliki gangguan mental berbeda dengan penanganan pasien biasa. Farmasis membutuhkan strategi agar pasien dengan gangguan mental dapat memahami edukasi dari farmasis. Apalagi setiap generasi memerlukan perlakuan yang berbeda dalam menerima edukasi.” ungkap Amel saat ditanya tentang peran farmasis dalam manajemen kesehatan mental.
Setelah sesi pertama tersebut berakhir, peserta seminar disuguhi dengan penampilan apik Tari Zapin dari Persatuan Pelajar Riau di Kota Yogyakarta. Pada sesi terakhir, peserta diajak berdiskusi mengenai manajemen diri dalam mengendalikan dan mengolah diri supaya kesehatan mental tidak terganggu. Materi ini disampaikan oleh Diana Setiyawati M. HSc.Psy., Ph. D. (Dosen Fakultas Psikologi UGM). Selama acara berlangsung, peserta menunjukkan antuasiasme yang tinggi, tampak dari banyaknya pertanyaan yang diajukan pada setiap sesi. Acara ini ditutup dengan pembagian doorprize.
Diharapkan melalui acar ini dapat membuka wawasan mengenai persepsi masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental dan peluang farmasis di bidang tersebut. Sebagai akademisi, sudah seharusnya mahasiswa Farmasi UGM lebih menyadari pentingnya peran farmasis sebagai tenaga kesehatan dalam manajemen kesehatan mental. “Semoga di setiap kegiatan Pharmadays mendatang, kita selalu dapat mengangkat isu yang hangat serta ilmu yang diberikan dapat bermanfaat dan menjangkau masyarakat.” tutur Amel, mengakhiri perbincangan. (Humas FA/ Ratih, Cininta)