Pengembangan Biologi Farmasi yang didasari dengan hasil penelitian akan dapat menjawab tantangan di masa depan. Pada saat ini Fakultas Farmasi UGM sedang mempersiapkan calon sarjana yang diharapkan menjadi ujung tombak pengembangan obat alami Indonesia melalui Program Studi Farmasi Obat Alami (PSFOA).
“Menjadi impian saya lulusan PSFOA nanti setiap kali melihat tanaman kumis kucing dipinggir jalan, dalam benak pikirannya akan langsung dipenuhi dengan bukan sekedar keindahan bunga yang khas suku Labiatae, tetapi sudah tergambar jelas struktur kimia sinensetin yang terkandung didalamnya,” ujar Prof. Dr. Suwidjiyo Pramono, DEA., Apt. Senin(27/03/2006).
Mantan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Farmasi UGM mengungkapkan hal itu dalam pidato pengukuhan jabatan Guru Besar pada Fakultas Farmasi UGM dengan judul “Peningkatan Efektivitas dan Daya Saing Obat Alami Indonesia”. Pidato pengukuhan didepan rapat terbuka Majelis Guru Besar(MGB) UGM di Balai Senat dipimpin Ketua MGB Prof. Dr. Ir. Boma Wikan Tyoso, M.Sc.
Menurut Prof. Suwidjiyo, banyaknya gugus metil yang memberikan sifat non-polar, sehingga mempengaruhi pilihan pelarut untuk pembuatan ekstraknya, bahkan telah terpikirkan suspending agent yang tepat untuk pembuatan produk sediaannya pada skala industri. Di sisi lain, pada saat memberikan konsultasi di apotik sebagai terapi ajuvan untuk pasien diabetes. “Sifat Diuretic dan simpatolitik flavonoid polimetoksi tersebut akan dijadikan dasar pertimbangan karena dapat menurunkan tekanan darah, sehingga disarankan pasien untuk monitoring tekanan darah secara teratur” ujar bapak tiga anak dari pernikahannya dengan Ir. Windarsih ini.
Sumber : Kedaulatan Rakyat 29 Maret 2006.