Yogyakarta (07/12) telah diadakan upacara pengukuhan kepada Prof. Dr. apt. Teuku Nanda Saifullah Sulaiman, S.Si., M.Si. sebagai Guru Besar bidang Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Upacara tersebut diadakan di Balai Senat, Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada pada pukul 10.00-12.00 WIB. Mulai dari Pimpinan Majelis Wali Amanat, Pimpinan Senat Akademik, Pimpinan Dewan Guru Besar UGM, Dekan Fakultas Farmasi, Pembina Fakultas Farmasi, Guru Besar dari Fakultas Farmasi dan beberapa fakultas lain di lingkungan UGM, tamu undangan dari luar lingkungan UGM, serta keluarga dari Prof. Dr. apt. Teuku Nanda Saifullah Sulaiman, S.Si., M.Si. terlihat hadir pada upacara pengukuhan tersebut.
Prof. Dr. apt. Teuku Nanda Saifullah Sulaiman, S.Si., M.Si. lahir di Nanggroe Aceh Darussalam tahun 1972. Beliau telah menyelesaikan studi S-1 hingga S-3 di Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada dan berhasil mempublikasikan 30 judul karya selama tiga tahun terakhir. Beliau tak hanya menjabat sebagai dosen resmi di Fakultas Farmasi UGM, namun juga menjabat sebagai Sekretaris Komisi 1 Senat Fakultas Farmasi UGM, Pembina Ukesma UGM, serta Kepala Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi UGM.
Pada kesempatan tersebut, Prof. Dr. apt. Teuku Nanda Saifullah Sulaiman, S.Si., M.Si. memberikan pidato dengan judul “Peran Eksipien dalam Formulasi Sediaan Farmasi untuk Menjamin Mutu Produk”. Beliau memaparkan bahwa eksipien adalah bahan selain zat aktif yang telah dievaluasi keamanannya digunakan bersama dengan bahan aktif dalam pembuatan produk farmasi untuk menghasilkan produk obat yang bermutu, aman, manjur, stabil, dan acceptable. Eksipien memiliki peranan dan fungsi yang sangat penting dalam menghasilkan sediaan farmasi yang bermutu dan tidak ada satupun bahan aktif yang langsung dapat dibuat menjadi sediaan farmasi tanpa eksipien.
“Idealnya, eksipien secara farmakologis bersifat tidak aktif, tidak beracun, dan tidak berinteraksi dengan bahan aktif atau eksipien lainnya. Dalam sediaan farmasi, jumlah eksipien dapat lebih banyak dibandingkan zat aktif baik dari segi jenis maupun jumlahnya. Jadi dapat dimengerti, secara keseluruhan mutu sediaan akan ditentukan oleh keberadaan eksipien dalam formula tersebut,” ujar Prof. Dr. apt. Teuku Nanda Saifullah Sulaiman, S.Si., M.Si.
Pada pidato tersebut, Prof. Saifullah juga menyoroti terkait penilaian keamanan eksipien yang menjadi isu utama di berbagai negara. Regulasi terkait bahan tambahan itu dipicu pertama kali dengan bencana sulfanilamid dan diperkirakan 107 orang meninggal di 15 negara bagian di Amerika Serikat akibat dampak penggunaan bahan tambahan dalam produk elixir. Kasus-kasus tersebut berlanjut bukan hanya terkait dengan dietilen glikol, tetapi juga dengan bahan-bahan tambahan lain.
WHO pada tahun 2022 mengeluarkan peringatan terkait dengan adanya cemaran pada kasus gagal ginjal pada anak anak di Gambia yang disebabkan oleh 4 produk sirup yang diproduksi oleh Maiden (sebuah pabrik farmasi di India). Di mana produk tersebut tidak memenuhi standar kualitas atau spesifikasi yang di dalamnya mengandung etilen glikol dan dietilen glikol yang melebihi ambang batas. Di Indonesia pun sempat dihebohkan mengenai peristiwa pada tanggal 12 Oktober hingga 29 Desember 2022 yang membuat BPOM mengeluarkan 14 penjelasan atau siaran pers yang terkait dengan kasus sirup yang mengandung etilen glikol dan dietilen glikol. Kasus keracunan yang menyebabkan kematian akibat penggunaan eksipien bisa disebabkan karena eksipien tersebut belum diuji keamanannya atau karena adanya cemaran.
Dari pidato Prof. Saifullah dapat ditarik kesimpulan betapa pentingnya peran eksipien dalam formulasi sediaan farmasi untuk memastikan mutu produk yang dihasilkan. Pemahaman yang mendalam mengenai peran eksipien dalam sediaan farmasi perlu dimiliki oleh industri farmasi dan lembaga pengawasan terkait sehingga dapat keduanya dapat bersinergi dalam memastikan produk farmasi yang aman, bermutu, dan sesuai dengan standar internasional. Hal ini sejalan dengan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs) yang ketiga yaitu Good Health and Well Being untuk menciptakan kemudahan akses masyarakat secara universal dalam mendapatkan obat yang aman, terapi yang efektif, efek samping yang minimal sehingga tercapai kualitas kehidupan yang sehat dan sejahtera.
Selamat kepada Prof. Dr. apt. Teuku Nanda Saifullah Sulaiman, S.Si., M.Si. yang telah dilantik sebagai Guru Besar Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi UGM. Semoga ilmu yang beliau bagikan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan teknologi farmasi serta memajukan penelitian dalam formulasi sediaan obat yang aman, efektif, dan terjangkau. Dan semoga kesuksesan beliau dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan kemajuan kesehatan Indonesia.