Farmasi UGM – Tim peneliti dari Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) telah berhasil menemukan senyawa baru berbasis kurkumin yang berpotensi menjadi terapi kanker yang lebih efektif. Penelitian ini dipimpin oleh Dr. Rohmad Yudi Utomo, M.Sc., dengan anggota tim Prof. Edy Meiyanto, M.Si., Dr. Beni Lestari, M.Bio.Sci., dan Ni Putu Linda Laksmiani, M.Sc., yang berkolaborasi dengan Dr. Toshiaki Fukushima dari Tokyo Institute of Technology. Penelitian ini bertujuan mengembangkan turunan kurkumin yang dapat mengatasi keterbatasan kurkumin asli dalam pengobatan kanker.
Kurkumin, yang dikenal sebagai zat aktif dalam kunyit, telah lama dipelajari karena sifat antiinflamasi dan antikankernya. Namun, penggunaannya dalam terapi kanker terbatas karena daya serap yang rendah dan efektivitas yang tidak konsisten. Untuk itu, para peneliti mencoba mengembangkan turunan kurkumin yang lebih kuat, dengan menargetkan sistem ubiquitin-proteasome (UPS) yang mengatur penghancuran protein di dalam sel. Pada sel kanker, sistem ini bekerja lebih cepat untuk mendukung pertumbuhan sel yang tidak terkendali, sehingga menjadi target potensial untuk terapi antikanker.
Salah satu komponen penting dalam sistem ini adalah ubiquitin-specific protease (USP), yang berperan dalam mengatur proses penghapusan protein. Dalam sel kanker, fungsi USP terganggu, sehingga protein yang seharusnya dihancurkan tetap ada dan mendukung kelangsungan hidup sel kanker (Gambar 2). Dalam konteks kanker, beberapa USP diketahui mengalami overekspresi, yang memungkinkan protein onkogenik tetap aktif dan mendukung proliferasi, metastasis, serta resistansi terhadap terapi. Dengan menghambat aktivitas USP, senyawa antikanker dapat memicu degradasi protein yang esensial bagi kelangsungan hidup sel kanker. Dengan menargetkan USP, senyawa turunan kurkumin yang dikembangkan oleh tim peneliti UGM dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dengan menghancurkan protein yang penting bagi sel kanker untuk berkembang. Pendekatan ini memberikan jalur baru yang menjanjikan dalam terapi kanker, khususnya untuk kanker yang resisten terhadap obat konvensional.
Penelitian ini memiliki kontribusi signifikan terhadap Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ke-3, yaitu memastikan kehidupan sehat dan mendukung kesejahteraan untuk semua usia. Pengembangan senyawa turunan kurkumin sebagai terapi kanker potensial mendukung upaya global dalam menyediakan pengobatan yang lebih efektif dan terjangkau untuk penyakit yang sulit diobati seperti kanker. Selain itu, riset ini juga relevan dengan tujuan ke-9, yaitu membangun infrastruktur yang tangguh, mendorong inovasi, dan meningkatkan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan, dengan menghasilkan inovasi berbasis sumber daya lokal. Dampak positif ini berpotensi meningkatkan akses terhadap pengobatan yang lebih baik sekaligus mendukung pengembangan industri farmasi yang berbasis penelitian di Indonesia.
Keyword: SDGs nomor 3 dan 9
Kontributor: Dr.Sci. apt. Rohmad Yudi Utomo, M.Sc.