Setelah absen menjadi juara di tahun 2012, tahun ini Fakultas Farmasi UGM berhasil menunjukkan taringnya kembali di ajang MTIC Award 2017. Tim perwakilan CCRC (Cancer Chemoprevention Research Center) Farmasi UGM mengkonfirmasi tentang keikutsertaan salah satu anggotanya, yaitu Beni Lestari S.Farm., Apt. yang sekaligus alumni Fakultas Farmasi UGM angkatan 2011 dalam kompetisi yang diadakan tiap lima tahun sekali tersebut. Mereka menuturkan bahwa acara yang terselenggara berkat kerjasama antara PT. Marina Berto Tbk dengan Ristekdikti dan perusahaan kecantikan Martha Tilaar Group ini merupakan bentuk apresiasi untuk para peneliti khususnya dalam bidang eksplorasi kekayaan alam Indonesia dengan memadukan indigenous knowledge (pengetahuan leluhur), teknologi, sumber daya alam Indonesia dan consumer insight.
Sebelumnya, Fakultas Farmasi UGM yang diwakili oleh Prof. Edy Meiyanto, M.Si., Apt berhasil mendapatkan juara pertama pada tahun 2007 tepat dilaksanakannya MTIC untuk pertama kali. Di tahun ini, sejarah tersebut kembali terulang dengan kesuksesan Beni Lestari membawakan makalahnya yang berjudul “Biji Labu Kuning untuk Wanita Aktif Awet Muda: Agen Pencegah Sindroma Menopause, Osteoporosis, Dislipidemia dan Senescence”. Sedang di posisi kedua dan ketiga masing-masing dipegang oleh Prof. Enos Tangke Arung, Ph.D dari Universitas Mulawarman Samarinda dan Dr. dr. Puguh Riyanto, Sp.KK, FINSDV dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.
Dirjen Jumain Appe dalam situs resmi Dikti menjelaskan bahwa Kompetisi Ristekdikti-MTIC Award yang bertema “Penguatan Riset dan Inovasi untuk Kemandirian Serta Peningkatan Daya Saing Industri Kosmetik dan Obat Tradisional” kali ini diikuti oleh 95 peserta yang berasal dari 37 Universitas di Indonesia. Tim penilaiannya sendiri terdiri dari Pakar Bahan Alam, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Tenaga Nuklir (BATAN),dan pelaku industri komestik dan jamu.
Dengan kemenangan yang dibawa oleh Fakultas Farmasi UGM pada hari penganugerahan MTIC tanggal 2 Agustus 2017 lalu di Jakarta, menunjukkan bahwa peneliti-peneliti muda Farmasi Universitas Gadjah Mada memiliki kemampuan untuk bersaing. CCRC sendiri berharap agar kemenangan ini dapat menjadi teladan bagi para peneliti maupun khalayak untuk selalu berkarya dan berinovasi dalam rangka pengembangan IPTEK khususnya di bidang obat dan kesehatan Indonesia. (Yeny P/Humas FA UGM)