Untuk meningkatkan paparan internasional dan menambah pengetahuan para mahasiswa dan staf pengajar, Fakultas Farmasi UGM secara rutin mengundang pakar-pakar dari berbagai universitas terkemuka di dunia untuk mengajar dan melakukan penelitian di UGM. Kali ini, Fakultas Farmasi mengundang seorang pakar dalam bidang kimia dari Universitas Lepizig, Jerman, Prof. Dr. Evamarie Hey-Hawkins, untuk memberikan kuliah umum pada Senin (9/10) di Fakultas Farmasi UGM.
“Kita patut berbangga bisa mendapat ilmu dari Prof. Evamarie yang memilki segudang pengalaman di bidangnya. Saya harap kita dapat memanfaatkan waktu ini untuk saling berbagi dan mempelajari pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua,” ujar Wakil Dekan Fakultas Farmasi Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama dan Alumni, Dr. R.R. Endang Lukitaningsih, M.Si, Apt.
Dalam kesempatan ini, Evamarie menyampaikan kuliah dengan tema “The Role of Chemistry in Interdisciplinary Research.” Tema ini, menurutnya, merupakan sesuatu yang penting dan berkenaan dengan pengalamannya meneliti selama puluhan tahun. Meski ia adalah pakar di bidang kimia, ia mengaku sering bekerja bersama peneliti dari bidang lain, bahkan yang berasal dari negara lain karena ada banyak persoalan yang hanya bisa diselesaikan melalui penelitian lintas disiplin.
“Selama ini saya bekerja dengan berbagai orang yang berbeda-beda, dan kami bekerja bersama-sama. Untuk menghadapi tantangan saat ini kita harus bisa bekerja sama dengan orang-orang dari berbagai latar belakang,” ujarnya.
Tidak hanya berinteraksi dengan peneliti dari bidang keilmuan yang berbeda, ia juga memiliki pengalaman bekerja sama dengan peneliti dari negara asing yang memiliki kebudayaan serta cara kerja yang berbeda. Ia menjelaskan, dalam penelitian yang ia lakukan dalam mengembangkan molekul, ia di antaranya bekerja dengan peneliti dari Universitas Uppsala di Swedia serta beberapa peneliti dari Rumania.
Meski memiliki tantangan tersendiri, ia menuturkan bahwa pengalaman yang demikian justru membuat penelitian yang ia lakukan menjadi lebih melimpah dengan ide dan sudut pandang yang beragam.
“Dengan menggunakan kepakaran dari berbagai macam orang dari berbagai tempat, kami bisa memahami lebih banyak mengenai senyawa yang kami teliti,” kata Evamarie.
Karena itu, ia pun mendorong para mahasiswa serta dosen di UGM untuk membuka ruang bagi penelitian lintas disiplin sekaligus menjalin kerja sama dengan pakar dari berbagai universitas di dunia untuk bersama-sama mengembangkan keilmuan dan mencari solusi bagi persoalan yang ada saat ini. (Humas UGM/Gloria)