Farmasi UGM – Terpilih menjadi Ketua Umum Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dalam 2 periode berturut-turut, tentu nama Nurul Falah Eddy Pariang menjadi tidak asing di telinga para lulusan apoteker di Indonesia. Laki-laki kelahiran Wonosobo 1961 tersebut merupakan salah satu lulusan Fakultas Farmasi UGM angakatan ‘81 yang kini berprofesi sebagai praktisi industri kefarmasian di salah satu perusahaan BUMN di Indonesia.
Menjabat sebagai Ketua Umum IAI sejak tahun 2014, hingga kemudian terpilih kembali pada tahun 2018 diakui Nurul Falah bahwa hal tersebut merupakan amanah yang harus dilaksanakan. Pada upacara Dies Natalis ke-70 (Lustrum XIV Reuni Akbar IX) Fakultas Farmasi UGM, Nurul Falah mendapatkan penghargaan ‘Alumni Award’ dari almamaternya. Dibalik kesuksesannya saat ini, Nurul Falah memiliki banyak cerita yang dapat menginspirasi mahasiswa.
Apoteker lulusan UGM tahun 1987 ini menceritakan bagaimana perjuangannya hingga berada di posisi saat ini. Dipercaya sebagai salah satu komisaris PT Kimia Farma adalah salah satu amanah yang cukup prestisius. Hal tersebut tidak terlepas dari ketekunannya selama bertahun-tahun. Kecintaannya pada kegiatan keorganisasian telah mengantarkan Nurul Falah menjadi Ketua Komisariat HMI tahun 1984. Kemudian, pernah juga ia dipilih menjadi Ketua Umum Koperasi Mahasiswa (Kopma).
Melalui organisasi-organisasi yang pernah diikuti, Nurul Falah muda yang saat itu sedang mengenyam pendidikan Farmasi di UGM sudah seringkali dihadapkan pada berbagai permasalahan. “Saya ingat sekali, tahun 1987 pernah didemo teman sendiri gara-gara masalah air bersih”, kenangnya. Sedikit bercerita tentang masa lalunya, Nurul Falah yang saat itu menjadi Ketua Kopma memang harus bertindak tegas disaat asrama mahasiswa UGM mengalami kesulitan air. Setelah dikonsultasikan dengan Bapak Rektor, munculah ide untuk memasok air bersih dari Kali Urang dengan menggunakan tangki air milik UGM sebagai penyelesaiannya. “Masalahnya, ternyata dalam tangki itu kotor, akhirnya teman-teman mahasiswa pada protes gak terima karena mengira dikasih air kotor”, jelas Nurul Falah sambil terkekeh mengingat kenangan saat itu.
Dari kejadian tersebut, Nurul Falah belajar untuk mengendalikan diri dan tetap berkomunikasi dengan para pendemo dengan kepala dingin. Seni dalam berorganisasi memang unik. Semakin luas sektor yang dikerjakan dan semakin banyak jumlah orang yang terlibat, maka akan semakin banyak permasalahan yang muncul. “Kalau bergaul dengan Farmasi saja nanti kuper, kalau mau open mind dan mendapatkan banyak wawasan yang beragam ada baiknya ikut organisasi antar fakultas, seru kok”, jelas Nurul Falah.
Aktif dalam berbagai organisasi, baik intra fakultas, universitas, hingga kelompok mahasiswa kedaerahan, tidak membuat Nurul Falah saat itu mengesampingkan akademiknya. “Bawa buku materi untuk hari ini dan besok itu sudah jadi kewajiban buat saya”, kata Nurul Falah. Hal tersebut dilalukannya karena rumah kos yang sangat jauh dari kampus. “Maunya, sekali berangkat, sekalian belajar untuk 2 hari, jadi pulang kos tinggal tidur”, imbuhnya. Ini membuat Nurul Falah menjadi sering nongkrong di Perpus UGM.
Walaupun bukan termasuk dalam golongan mahasiswa yang cepat lulus, aktif di organisasi membuat Nurul belajar banyak hal. Baik soal kepemimpinan, diplomasi, penyelesaian permasalahan, hingga belajar memahami karakter-karakter orang lain, serta menjalin hubungan dan komunikasi yang baik adalah hal-hal positif yang didapatkan dari kegiatan keorganisasian. Tidak semua dapat didapatkan dari kelas, sehingga sebagai mahasiswa perlu mengaktualisasikan diri dengan cara terlibat dalam organisasi ataupun kegiatan-kegiatan non-akademik.
Nilai-nilai ini yang kemudian ia terapkan saat berada di dunia profesionalisme. Mantan Sekretaris Jenderal IAI 2010-2010 ini pernah juga menjadi anggota DPR RI periode 2004-2009. Dalam menjalankan pekerjaan di posisi apapun, Nurul Falah berpesan untuk selalu menjalankan kewajiban sebaik mungkin.
“Seperti kata Al Quran, dibalik kesulitan selalu ada kemudahan”, ucap Nurul Falah mengingatkan. Allah SWT tidak akan memberikan beban kecuali yang setara dengan yang dapat dipikul manusia, sehingga jangan berkecil hati ketika menghadapi kesulitan, yang penting tetap berupaya. Orang sering terlena dengan kesuksesan, jadi jangan lupa untuk mengikuti kata hati dan logika, tidak mudah terpengaruh orang lain, harus memegang amanah, dan tekun. “Satu lagi, jangan lupa jaga kesehatan”, tutupnya.
Mantaaap pak nurul falah. Lahir di wonosobo tapi namanya orang sumbar ya. Suksesss selalu ya.
Lahir di wonosobo tapi namanya orang sumbar ya. Suksesss selalu ya.