Farmasi UGM – Tentang bagaimana peran seorang farmasis dapat dikenal oleh masyarakat luas adalah menjadi tanggung jawab bersama. Untuk itulah, Himpunan Mahasiswa Program Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta mempersembahkan Pharmacy EXPO 2017 dengan beberapa cabang pertandingan bidang kefarmasian diantaranya konseling, debat, dan poster.
Di ajang Pharmacy EXPO yang ke-7 tersebut, panitia sengaja mengusung tema “Moving the Pharmacist Closer to the Patient” untuk pertandingan debat setelah melihat fenomena apoteker belakangan ini. Tidak tanggung-tanggung, empat tim UGM berhasil lolos menuju delapan besar setelah melalui sesi penilaian esai oleh para juri. Salah satu tim debat UGM yang terdiri dari Niken Laras Sigalih, Jeanette Aline Sarumaha, dan Ave Rahman menceritakan bahwa UGM memiliki peluang besar untuk menang. “Alhamdulillah UGM terus unggul, terbukti dari empat tim yang masuk semi final, tiga diantaranya dari UGM” tutur Aline. Bagi Niken, Aline, dan Ave kesuksesan hanya akan terjadi jika dibarengi dengan usaha yang maksimal. Tak ayal kemudian mereka mendapatkan Juara 2 setelah bertanding melawan delegasi dari Universitas Diponegoro di babak final.
Sesuai dengan tema, mosi terakhir yang dibahas dalam babak final berkaitan dengan program studi farmasi di indonesia, dirasa harus mengubah sistemnya menjadi pendidikan apoteker dimana kurikulum profesi dimasukkan dalam kurikulum S1. Tentu ini menuai perdebatan sengit antara grup UGM dan UNPAD. Selisih poin diantara keduanya pun relatif sangat kecil.
Tidak cukup dengan menjadi Juara 2, salah satu delegasi UGM juga dianugerahi predikat sebagai best speaker. Adalah Niken Laras Sigalih yang ditunjuk oleh para juri setelah berhasil mengumpulkan poin terbanyak melalui penilaian juri, diantaranya cara penyampaian, timing, manner, dan juga isi dari apa yang disampaikan. (Yeny/ Humas FA)