Farmasi UGM – Mengawali karir sebagai Apoteker Penanggung Jawab Distribusi Obat Kimia Farma selama 2 tahun di KFTD Bandung, Verdi Budidarmo muda saat itu tidak membutuhkan waktu lama untuk kemudian dipercaya oleh perusahaan menjabat di posisi yang sama di beberapa apotek Kimia Farma, antara lain Dilli, Timor Timur (sekarang Timor Leste), Denpasar, Jakarta dan Balikpapan. Saat ini, dengan jabatannya sebagai Direktur Utama PT Kimia Farma yang ditunjuk berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Tahun Buku 2018 pada tanggal 18 September 2019, ia bertanggung jawab terhadap jalannya perusahaan secara lebih umum, tidak hanya bidang apotek saja. Dalam keputusan tersebut, ia juga dipercaya untuk meneruskan masa jabatan sampai dengan RUPS Tahun Buku 2021.
Verdy yang merupakan mahasiswa Fakultas Farmasi angkatan tahun 1988, berhasil menyelesaikan pendidikan profesi apoteker di Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta tahun 1995 setelah meraih gelar sarjana di bidang farmasi pada universitas yang sama. Selama menjadi mahasiswa farmasi, banyak hal yang ia dapatkan, tidak hanya ilmu di bidang kefarmasian, namun juga di bidang non-akademik. Selain kuliah dan praktikum, Verdy juga menyempatkan diri dan meluangkan waktu untuk bergaul dengan teman – teman dalam suatu organisasi antara lain di Senat Mahasiswa (SEMA) dan Keluarga Mahasiswa Kristen Katolik (KMKK) Fakultas Farmasi UGM. Banyak sekali manfaat dari kegiatan di organisasi kemahasiswaan, karena kita dapat belajar dari teman – teman di organisasi tersebut. Selain itu, organisasi juga dapat digunakan sebagai media belajar menyampaikan pendapat, memimpin suatu kegiatan, komunikasi dan masih banyak lagi. “Hal itulah yang menjadi salah satu kesuksesan saya dalam berkarir di Kimia Farma, yaitu apa yang saya pelajari dalam organisasi dan kegiatan lainnya, bisa saya terapkan dalam berkarya dan berkarir di Kimia Farma”, ungkap Verdy.
Perjalanan hingga berada di posisi saat ini, bukanlah hal yang mudah. Mengawali karir di PT Kimia Farma pada tahun 1995, membuat Verdy cukup memahami bagaimana seluk beluk perusahaan tersebut. Selang sepuluh tahun pengabdiannya, tepatnya pada tahun 2012 Verdi diberi tugas oleh perusahaan untuk menjadi bagian dari Divisi Pengembangan Bisnis khususnya sebagai pengembangan bisnis rumah sakit dan juga untuk bisnis produk Iodium. Dua tahun kemudian, ia saya ditugaskan untuk berada di pengelolaan klinik kesehatan Kimia Farma dan kembali ditugaskan oleh perusahaan menjadi General Manager (GM) Pengembangan Bisnis Strategis pada tahun 2014.
Hingga kemudian pada awal tahun 2016, Kimia Farma menjalin kerja sama dengan perusahaan dari Korea Selatan yaitu Sung Wun Pharmacopia, Co., Ltd. untuk mendirikan fasilitas produksi Bahan Baku Obat di Cikarang, Jawa Barat. “Saat itu saya diberi amanah menjadi Direktur Utama di perusahaan patungan tersebut yang bernama PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia”, kata Verdy. Pada April 2017, Pemegang Saham dalam hal ini Kementerian BUMN RI menunjuk Verdy untuk menjadi Direktur Produksi & Supply Chain di PT Kimia Farma (Persero) Tbk, sebelum akhirnya ia memimpin PT Kimia Farma (Persero) Tbk sebagai Direktur Utama pada tahun 2019.
Melihat karakter mahasiswa saat ini, dimana bergaul sudah menjadi hal yang sangat mudah, Verdy mengingatkan agar mahasiswa dapat manfaatkan waktu semaksimal mungkin dengan aktif dalam organisasi baik kemahasiswaan maupun organisasi kemasyarakatan lainnya baik formal dan informal. Selain untuk memperluas wawasan, juga menambah teman, saudara dan juga membantu dalam belajar komunikasi dan menghargai satu sama lain, sehingga nantinya akan muncul nilai tambah baik untuk diri sendiri maupun bagi perusahaan bila sudah lulus dan bekerja di suatu lembaga atau perusahaan.
“Menurut pendapat saya, untuk melengkapi kecerdasan secara akademik, perlu diimbangi dengan kecerdasan emosional dan spiritual”, imbuh Verdy. Kecerdasan emosional yang dimaksud adalah bagaimana seorang mahasiswa mulai belajar mengasah emosi diri, sehingga tidak mudah terpengaruh dengan adanya pengaruh negatif dari lingkungan sekitar dan mampu menjadi sosok pribadi yang memiliki karakter yang kuat. Artinya tidak mudah ikut ke sana kemari tanpa ada sesuatu alasan yang jelas. Selalu tanamkan dalam diri sendiri ‘positif thinking’ terhadap sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitar, dengan mengambil manfaat yang positif dan membuang hal yang negatif sebagai bagian untuk belajar menjadi pribadi yang lebih berkarakter. (Humas FA/ Yeny)