Dua puluh sembilan tim dari berbagai universitas di Indonesia bertemu dan bersaing dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Sanata Dharma, Universitas Diponegoro (UNDIP), dan institusi kefarmasian lainnya di ajang Pharmacy Competition yang diselenggarakan oleh Piogama Fakultas Farmasi UGM. Peserta juga dituntut untuk memahami 21 mata kuliah umum kefarmasian yang dibuat oleh dosen-dosen dari beberapa universitas yang berbeda.
Farmasi UGM – Bulan September dipilih sebagai waktu diadakannya Pharmacy Competition yang menjadi salah satu rangkaian Pharmadays 2017. Pada kesempatan ini, UGM mendelegasikan empat tim untuk mengikuti kompetisi ini. Dan siapa sangka, bahwa mahasiswa Farmasi UGM mampu membawa juara satu di ajang tahunan tersebut. Berhasil keluar sebagai pemenang di babak final memang bukan perkara mudah. Lydia Vanessa, Isti Fatimah, dan Arif Nur Ikhsan menuturkan bahwa keberhasilan menjadi juara pertama tidak terlepas dari seringnya belajar dan berlatih baik itu mengenai materi kefarmasian, juga bagaimana cara menjadi conselor yang baik. “Soal-soal di lomba ini lebih susah satu tingkat diatas soal-soal UTS.” kata Lydia. Mereka yang juga tergabung dalam Pharmatalk mengungkapkan bahwa salah satu faktor keberhasilan ini ada berkat dukungan dari rekan-rekan sekomunitas. “Kalau belajar sendiri, ilmunya cuma dikit, tapi kalau belajar ramai-ramai jadi banyak ilmu baru yang bisa kita dapetin.” cerita Isti yang juga mendapat penghargaan sebagai best counselor di ajang ini.
Sesuai dengan harapan Piogama agar para calon apoteker tidak hanya unggul dalam teori, dalam kejuaraan ini yang menjadi titik berat penilaian di babak final adalah counseling. Dimana counseling merupakan salah satu praktek nyata dari ilmu farmasi. Di sini, peserta hanya diberi sedikit waktu untuk dapat sepenuhnya memahami keluahan pasien juga memberikan edukasi seputar obat yang dibutuhkan pasien. Lydia menjelaskan “Untungnya kami sudah sering mendapat bimbingan dari Pak Rifqi.” pungkasnya.
Dalam kegiatan Pharmadays ini, Piogama juga berhasil menyelenggarakan seminar nasional bertema “Peran Apoteker Dalam Menyikapi Maraknya Periklanan Obat yang Berlebihan dan Pembelian Obat Online di Indonesia”. Melalui kegiatan ini, diharapkan para generasi penerus apoteker tidak hanya pintar dalam kelas saja, namun juga paham bagaimana mengaplikasikan ilmu kefarmasian di masyarakat luas. (Yeny P/ Humas FA)