Farmasi UGM – International Seminar of Indonesian Society for Microbiology (ISISM) kembali digelar. Kali ini ISISM yang ke-10 diselenggarakan di Surakarta dengan tema ‘Microorganism Contribution In Industrial 5,0 to Support Sustainable Development and Improve Human Welfare’. Seminar internasional untuk para ahli mikrobiologi tersebut merupakan salah satu pertemuan tahunan yang cukup penting, dimana para peneliti, akademisi, industri, maupun pemerintah menjadikan acara ini sebagai ajang untuk sharing perkembangan ilmu mikrobiologi.
Mikroorganisme memiliki kontribusi penting dalam Era Industri 5.0 terkait dengan makanan, obat-obatan, kesejahteraan, dan pertanian. Peran dari mikroorganisme dalam kehidupan manusia bervariasi, tergantung pada habitatnya. Beberapa enzim, antibiotik, makanan yang dimodifikasi contoh hubungan antara mikroorganisme dan kehidupan manusia. Dari alasan inilah, prioritas dalam kebutuhan manusia, penelitian dan studi di lapangan makanan dan perawatan medis harus ditingkatkan dan ditingkatkan. Untuk memastikan ketersediaan dan aksesibilitas layanan makanan dan kesehatan, peran ahli mikrobiologi harus ditingkatkan. Mengingat kondisi alam yang ada, Indonesia adalah salah satu sumber mikroorganisme yang telah dijelajahi oleh peneliti mendapatkan mikroorganisme potensial yang memiliki fisiologis dan karakteristik tertentu.
Dalam pertemuan ini, seluruh peserta memiliki kesempatan untuk mendengarkan dan berdiskusi dengan kelompok ahli di bidang mikrobiologi itu. Tujuan dari seminar ini sendiri adalah untuk menyebarluaskan kemajuan terbaru dalam penelitian, pengembangan dan penerapan teknologi, serta untuk memperkuat jaringan di antara mikrobiologis dalam negeri dan luar negeri, teknologi dan industri serta pemerintah, juga untuk mendorong standardisasi keahlian mikrobiologis.
Pada kesempatan kali ini, Hasyrul Hamzah yang merupakan mahasiswa Fakultas Farmasi UGM Prodi S3 Ilmu Farmasi turut pula menyemarakkan sebagai salah satu peserta poster presenter 10th ISISM. Setelah melalui penelitian yang cukup panjang, seleksi abstrak dan seleksi presentasi poster yang persertanya dari berbagai universitas dan lembaga penelitian, Hasyrul berhasil mempresentasikan makalahnya yang berjudul ‘Efficacy of Quercetin Against Polymicrobial Biofilm on Catheters’ dan membawa pulang predikat 1st Best Poster dalam acara seminar internasional tersebut.
Dibawah bimbingan Prof. Dr.rer.nat. Triana Hertiani, M.Si., Apt., Dr. Sylvia Utami Tunjung Pratiwi, M.Si., dan juga dr. Titik Nuryastuti, MSi, PhD, SpMK, penelitian yang disampaikan oleh Hasyrul berfokus pada biofil pada kateter dimana setiap tahun kateter terkait infeksi saluran kemih (CAUTI) mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Dari seluruh kasus terkait infeksi nosocomial, 30% diantaranya adalah Infeksi saluran kemih dan sekitar 75% dari semua spesies bakteri menunjukkan produksi bioflm, yang memberikan perlindungan mikroba dari tekanan lingkungan dan menyebabkan penurunan kerentanan terhadap agen antimikroba. Sampai sekarang penemuan senyawa antibiofilm kateter masih sangat terbatas, oleh karena itu penemuan kandidat baru antibiofilm untuk biofilm polimikroba dalam kateter merupakan tantangan yang harus diatasi dalam mencegah infeksi saluran kemih terkait kateter (CAUTI). “Metode penelitian kami merupakan penelitian pertama di indonesia yang mengujikan isolat bahan alam terhadap biofilm menggunakan kateter,” terang Hasyrul.
Kemenangan ini tentu merupakan buah perjuangan yang tidak mudah. Selain memakan waktu penelitian yang cukup lama, Hasyrul juga harus berhadapan dengan para ahli mikrobiologi lainnya, baik dari kalangan sivitas akademika, peneliti, maupun mahasiswa berbagai jenjang. “Kami sangat berterima kasih kepada pembimbing kami dan pengelola Prodi S3, serta Dekan Fakultas Farmasi UGM yang selalu membimbing support kami dalam berbagai hal”, ungkap Hasyrul. Selain UGM, dua universitas lainnya yang menduduki posisi tiga besar adalah Universitas Indonesia dan Universitas Jenderal Soedirman, yang masing-masing mendapatkan Juara 2 dan Juara 3. (Humas FA)