Farmasi UGM – Pusat Kajian Farmakoekonomi dan Health Technology Assessment (HTA) besutan Fakultas Farmasi UGM kembali menggelar pelatihan berskala nasional. Kali ini Pusat Kajian Farmakoekonomi dan HTA UGM mengundang Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, MMedSc, PhD., sebagai salah satu pembicara pada acara yang diadakan pada tanggal 18-20 September 2019 tersebut.
Acara ini dihadiri oleh para akademisi, praktisi, maupun isntansi-instansi terkait di bidang kefarmasian, khususnya bidang pelayanan kesehatan seperti rumah sakit. Hal ini bertujuan agar berbagai lintas profesi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan seperti farmasis, dokter, maupun perawat dapat memperkuat interpersonal kolaborasi dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia, utamanya di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) saat ini. Selama dua hari, peserta pelatihan akan disuguhi materi-materi dari para narasumber seperti Eliza Konda Landowero, MPH., Apt., Dr. Trimurti Andayani, Sp.FRS., Apt., Dr. Satibi, M.Si., Apt., Dr. Susi Ari Kristina, M.Kes., Apt., serta Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc., Ph.D.
Iwan yang juga merupakan Ketua KOMNAS Penyusun Formularium Nasional menyampaikan bahwa salah satu hal yang cukup penting dalam kaitannya dengan bidang medis adalah teknologi. Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan teknologi sangat berperan dalam perkembangan kualitas pelayanan kesehatan. Namun, sayangnya dengan seiring meningkatnya kualitas alat-alat kesehatan, maka meningkat pula healtcare budget care. “Untuk itu, kita harus semakin bijak dalam pengambilan keputusan yang kaitannya dengan terapi yang akan disarankan pada pasien”. Kedepan, seluruh profesi yang berkaitan langsung dengan pelayanan kesehatan harus mau berkolaborasi untuk menciptakan win-win solution yang tidak merugikan pihak manapun, termasuk pasien, rumah sakit, dan juga lembaga JKN itu sendiri. (HUMAs FA/ Yeny)