Farmasi UGM – Pada bulan Maret lalu Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Farmasi (BEM KMFA) UGM menyelenggarakan launching kabinet baru. Pada periode kepengurusan tahun 2019, BEM KMFA mengusung tema ‘Omah Karya’ dalam kabinetnya dengan ketua BEM terpilih, yaitu Krisma Sandy. Dalam kesempatan kali ini, Krisma menjelaskan tentang fokus yang akan menjadi perhatian Kabinet Omah Karya.
Krisma mengungkapkan, ada beberapa program utama yang akan digarap nantinya. Meningkatkan kekeluargaan antar mahasiswa, mendorong mahasiswa untuk lebih aktif dan berani berbicara, serta mengenalkan kegiatan-kegiatan berskala nasional dan internasional merupakan program-program yang akan menjadi fokus Program Kerja (Proker) BEM KMFA periode ini. Lebih lanjut Krisma menjelaskan bahwa Proker tersebut dibuat berdasarkan semangat untuk meningkatkan kontribusi mahasiswa Farmasi UGM dalam kegiatan-kegiatan luar kampus, khususnya dalam skala internasional. “Kami juga berharap dengan konsep yang baru ini dapat mendorong mahasiswa untuk berani speak up” kata Krisma.
Tahun ini, BEM KMFA juga akan membuat sebuah konten baru yang diberi nama ‘Sobat Sambat’. Konten ini dimaksudkan untuk memfasilitasi diskusi antara masing-masing ketua angkatan dengan BEM KMFA melalui Departemen Advokasi. “tujuannya adalah untuk menjembatani antara mahasiswa dengan pihak fakultas,” terang Krisma. Selain dapat untuk melatih mahasiswa mengemukakan pendapat melalui jalur diplomasi, ini juga sebagai cerminan dari keterbukaan.
Diharapkan pula, kedepan akan semakin banyak mahasiswa Farmasi UGM yang tidak takut untuk menyuarakan pendapat dan terlibat dalam organisasi-organisasi serta komunitas kefarmasian di luar kampus. Ada beberapa organisasi yang dapat diikuti oleh mahasiswa Farmasi, antara lain Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (ISMAFARSI), International Pharmaceutical Students’ Federation (IPSF), IPSF Asia Pacific Regional Office (APRO), International Society for Pharmaceutical Engineering (ISPE), dan lain-lain.
Keikutsertaan UGM dalam organisasi-organisasi tersebut sangatlah penting. Selain untuk pengaktualisasian diri, ini juga dapat menjadi ajang berlatih berorganisasi dan berorganisasi. ISMAFARSI sendiri awalnya lahir dari UGM, namun sayangnya saat ini antusias mahasiswa UGM untuk terlibat dalam ISMAFARSI masih sangat minim. “Untuk itu, kami telah menyiapkan materi-materi yang membahas isu-isu kefarmasian di kancah nasional maupun internasional untuk dimasukkan dalam Papyrus nantinya,” ucap Krisma. (Humas FA/ Yeny)