Farmasi UGM – Sudah tiga tahun berturut-turut, mahasiswa Farmasi UGM berhasil menjadi bintang di acara PHYTOPLASM yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura. Pada tahun ini, lagi-lagi tim Farmasi UGM keluar sebagai Juara 1 dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa PHYTOPLASM.
Melalui kompetisi LKTI yang bertemakan ‘Pemanfaatan bahan alam dalam penanganan penyakit Vector Borne Disease’ yang diadakan pada tanggal 5-6 Mei tersebut, Baiq Risma Fatmayanti, Yunda Dewi Agustin, dan Senandung Istigfarin menyuarakan tentang ide yang kiranya dapat menjadi solusi yang selektif untuk menghambat perkembangan virus yang dibawa oleh nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti). Tim Farmasi UGM yang terdiri dari Risma, Yunda, dan Senandung berhasil meyakinkan para juri bahwa karya mereka yang berjudul DHF’s Novel Proactive Targeted Therapy : Penyempurnaan AgNs-1 Melalui Anti-Dengue dari Andrographolide Berbasis Sistem Penghantaran Nano-DENV-1 memang layak untuk menjadi pemenang.
Dalam proposalnya, Risma, Yunda, dan Senandung menyampaikan tentang manfaat Andrographis paniculata, atau yang biasa dikenal dengan daun sambiloto untuk menyembuhkan demam berdarah. ini sebagai bentuk keprihatinan, mengingat demam berdarah pernah menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di Indonesia. Berdasarkan data Kementrian Kesehatan tahun 2015, demam berdarah masih menjadi wabah di Indonesia, terutama di wilayah Kalimantan yang memiliki kelembaban cukup tinggi.
Menurut Yunda, Risma, dan Senandung, dengan memanfaatkan sistem nano robot yang telah berisi protein dari daun sambiloto, akan jauh lebih efektif untuk menyasar virus secara tertarget. “Kita sangat memerlukan metode yang cukup efektif untuk mengobati demam berdarah,” kata Yunda. Demam berdarah memang cukup berbeda dari virus yang dibawa nyamuk lainnya. Virus ini memiliki tipe yang sangat bermacam-macam dan belum ditemukan vaksin untuk mencegahnya hingga saat ini.
Keluar sebagi Juara 1, bukanlah suatu kebetulan. Risma mengaku, ketika brainstroming, ketiganya harus membaca banyak literatur untuk memastikan kedalaman materi proposal tersebut. “Kami sempat tidak percaya diri karena membawa tanggung jawab UGM sebagai Juara bertahan di kompetisi tersebut,” ungkap Risma. Dengan bimbingan Dr.rer.nat. Ronny Martien, M.Si., Apt. dan Andayana Puspitasari Gani, Dr., M.Si., Apt. pada akhirnya Farmasi UGM mampu tampil dengan percaya diri dan mengungguli Fakultas Biologi UGM sebagai Juara 2 dan Fakultas Kedokteran UNTAN sebagai Juara 3. (Yeny/ Humas FA)