Sleman, 12 Juni 2025 – Pentingnya kesadaran terhadap kesehatan otak tidak hanya menjadi tanggung jawab tenaga medis dan kalangan akademisi, namun juga perlu disebarluaskan hingga ke masyarakat, termasuk generasi muda. Menyadari hal ini, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menyelenggarakan Brain Awareness Week (BAW) untuk yang kelima kalinya. Tahun ini, BAW mengangkat tema “Penguatan Pengetahuan dan Skill Siswa SMK Jurusan Tata Boga Pangan Halal untuk Kesehatan Otak” dan diselenggarakan di SMK Ma’arif 2 Sleman. Kegiatan tahunan ini bertujuan untuk menyebarluaskan hasil-hasil penelitian mahasiswa di bidang neurosains kepada masyarakat luas khususnya siswa SMK agar mampu memahami keterkaitan antara pangan, halal, dan kesehatan otak. Tak hanya berisi pemaparan secara ilmiah, kegiatan ini juga dilengkapi dengan lomba kreasi pangan inovatif berbasis bahan alami bertema “Natural Bites, Bright Minds!” yang memadukan kreativitas kuliner dengan nilai edukatif.
Acara ini diprakarsai oleh Dr. apt. Marlyn Dian Laksitorini, M.Sc. dan menghadirkan 2 narasumber utama dalam seminar edukatif. Prof. Dr. Apt. Abdul Rohman, S.F., M.Si. membuka sesi seminar dengan topik menarik yang membahas secara menyeluruh mengenai konsep halal dalam industri makanan. Penjelasan tidak hanya terfokus pada bahan dasar yang digunakan, tetapi juga menyentuh aspek proses produksi, penyimpanan, distribusi, hingga sertifikasi resmi yang dikeluarkan oleh lembaga berwenang seperti BPJPH dan MUI.
Peserta juga diajak memahami bahwa kehalalan tidak sekadar label atau klaim visual pada kemasan, tetapi merupakan rangkaian proses yang mencerminkan tanggung jawab produsen terhadap keamanan, etika, dan kepercayaan konsumen. Sebagai calon pelaku industri makanan, siswa SMK Tata Boga diharapkan memahami pentingnya memilih bahan halal, menjaga kebersihan peralatan dari kontaminasi silang, serta mengikuti prosedur yang sesuai standar sertifikasi halal nasional.
Sesi kedua yang tak kalah menarik menghadirkan Dr. apt. Fivy Kurniawati, M.Sc. yang membahas keterkaitan antara asupan makanan dan performa otak. Dalam sesi ini, siswa diperkenalkan dengan konsep brain food, yaitu makanan yang mengandung senyawa aktif dan nutrisi penting yang berperan dalam mendukung fungsi otak, seperti omega-3, antioksidan (vitamin E dan C), zat besi, dan vitamin B kompleks. Tak hanya memberikan teori, narasumber juga mengajak peserta untuk lebih kritis dalam menilai makanan yang umum dikonsumsi sehari-hari, dan mengenali jenis makanan yang justru dapat menghambat fungsi otak seperti makanan tinggi gula tambahan, tinggi lemak jenuh, dan ultra-proses (fast food). Diskusi ini membuka wawasan bahwa peran seorang juru masak tidak hanya menciptakan rasa dan tampilan menarik, tetapi juga dapat menjadi garda terdepan dalam menyediakan makanan fungsional untuk menunjang kesehatan masyarakat.
Setelah sesi seminar, kegiatan dilanjutkan dengan demo pembuatan gummy candy dan hard candy yang dipandu oleh mahasiswa/i S1 Farmasi UGM. Demo ini bertujuan untuk mengenalkan siswa terkait teknik pembuatan permen sehat yang mengandung ekstrak bahan alam dengan potensi fungsional terhadap kesehatan otak, seperti ekstrak buah berry, daun pegagan, atau jahe. Para siswa menyaksikan langsung proses pencampuran bahan, teknik pemanasan dan pembentukan tekstur gummy maupun hard candy, serta pentingnya kontrol suhu dan waktu untuk menjaga kualitas kandungan aktif. Kegiatan ini menjadi momen interaktif di mana siswa bisa bertanya langsung kepada mahasiswa tentang formulasi, keamanan bahan tambahan, serta potensi pengembangan produk serupa dalam dunia industri.
Puncak dari rangkaian kegiatan adalah lomba kreasi produk pangan bertema “Natural Bites, Bright Minds!”, yang diikuti oleh 11 kelompok siswa SMK Ma’arif 2 Sleman. Para peserta ditantang menciptakan produk pangan inovatif dari bahan-bahan alami yang tidak hanya lezat dan menarik secara tampilan, tetapi juga memiliki manfaat untuk meningkatkan kesehatan otak. Beberapa kreasi menarik mulai dari kreasi dimsum hingga susu almond dilombakan pada lomba kali ini. Juri yang terdiri dari dosen farmasi, guru SMK Ma’arif 2 Sleman, dan mahasiswa memberikan apresiasi tinggi terhadap keberanian dan kreativitas siswa.
Melalui kegiatan ini, Fakultas Farmasi UGM menegaskan bahwa edukasi tentang kesehatan otak bisa dilakukan dengan pendekatan lintas disiplin, aplikatif, dan menyenangkan. Tidak hanya menambah wawasan teoretis, siswa juga diberi pengalaman langsung dalam pembuatan produk dan uji kreativitas yang bisa membuka peluang inovasi di masa depan. Kegiatan ini tidak hanya melahirkan kompetensi teknis, tetapi juga menanamkan nilai kritis dalam memilih bahan, bijak dalam menyusun menu, dan peduli pada kesehatan konsumen. Generasi muda SMK Tata Boga diarahkan untuk menjadi bukan hanya juru masak, tetapi juga inovator pangan halal fungsional yang sadar nutrisi dan siap bersaing di dunia industri makanan sehat. Dengan demikian, penerapan edukasi mengenai kesehatan otak di SMK Maarif 2 Sleman ini menjadi bentuk dukungan nyata terhadap dua pilar Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs): mewujudkan Kehidupan Sehat dan Sejahtera (Tujuan 3) serta membangun Kemitraan untuk Mencapai Tujuan (Tujuan 17).