Farmasi UGM – Tepat pada tanggal 8 hingga 9 Mei 2018 telah diadakan konferensi tahunan International Society for Pharmaceutical Engineering (ISPE) Indonesia Afiliate di Jakarta. Bersamaan dengan itu, Rien Larasati Arini dan Aida Fathia menangi Student Poster Competition ISPE Indonesia Affiliate 2018. Keduanya yang merupakan mahasiswa Program studi Profesi Apoteker di Fakultas Farmasi UGM, juga terlibat aktif sebagai anggota Student Chapter ISPE DIY-Jateng. Walaupun UGM hanya mengirimkan dua perwakilan, namun keduanya berhasil mendominasi di tiga besar.
Poster Competition sendiri diadakan untuk menjaring ide-ide kreatif dari mahasiswa farmasi se-Indonesia. Total ada 12 peserta perwakilan dari universitas-universitas di Indonesia yang berhasil lolos hingga seleksi presentasi. Dalam ajang ini, mahasiswa diberi kebebasan mengemukakan idenya terkait inovasi yang berpotensi untuk mengembangkan industri kefarmasian di Indonesia. Dan untuk itu, media poster pun dianggap sangat baik dalam penyampaian suatu gagasan karena sifatnya yang visual.
Sesuai dengan tema lomba tahun ini, yaitu Patient Safety, Support Innovation, Rien yang keluar sebagai juara 1 membuat gagasan mengenai metode untuk menganalisis kandungan babi dalam makanan. “Harapannya, metode ini nantinya dapat menjadi alat untuk memvalidasi makanan halal dan haram di masa yang akan datang,” ungkap Rien. Seperti yang kita ketahui, negara-negara dengan mayoritan muslim memang merupakan pasar besar untuk industri halal. Sehingga, bukan tanpa alasan jika idenya diberi predikat terbaik oleh panitia yang terdiri dari Faculty advisor dan Industry advisor di dunia kefarmasian di Indonesia.
Ide kreatif Aida yang menjadi Juara 2 pun juga tidak kalah menarik. Melihat kasus kanker payudara yang cukup besar di Indonesia, membuatnya merancang sebuah gagasan mengenai obat kanker yang berkualitas lebih baik dibanding yang ada di pasaran saat ini. Ditanya apa kelebihan dari obat kanker tersebut, Aida bercerita bahwa obat ini nantinya akan dibuat agar mampu menarget langsung ke sel kanker tanpa mempengaruhi sel normal dalam tubuh. “Dari yang kami ketahui, obat kanker yang ada saat ini kan punya banyak efek samping. Nah, ide saya adalah untuk mendapatkan obat kanker dengan efek samping seminimal mungkin,” tutur Aida.
Dengan meanfaatkan keanekaragaan hayati yang ada di Indonesia, Aida berharap dapat mempermudah perolehan sumber daya bahannya. “Untuk itu, saya memilih menggunakan Mirabilis M. Jalapa sebagai sumber bahan obat kanker,” kata Aida. Mirabilis M. Jalapa atau yang biasa dikenal dengan bunga pukul empat memang emiliki khasiat yang cukup baik. Melalui poster, Aida menjelaskan tentang bagaimana protein dari tumbuhan ini nantinya akan dimodifikasi dalam bentuk nano partikel dan dikonjugasikan dengan anti bodi sehingga dapat menciptakan obat kanker yang tertarget.
Dengan kemenangan Aida dan Rien, dapat dipastikan keduanya akan maju dalam kompetisi yang diadakan ISPE tingkat Asia pada Agustus mendatang di Singapura. Semoga perwakilan dari Indonesia nantinya dapat memberikan performa terbaik di kancah internasional. (Yeny/ HumasFA)