Farmasi UGM – Setiap manusia tentu memiliki cita-cita yang ingin diwujudkan, tidak terkecuali Priskila Hani Wirawan. Sejak SMP, gadis kelahiran Kebumen, Jawa Tengah ini memang punya impian untuk menjadi orang yang bisa membuat obat. Memiliki seorang adik yang sering mengalami sesak nafas karena alergi, menjadi pacuan kuat untuk Priskila untuk menjadi seorang farmasis. Dari situlah, kemudian Priskila mengenal jurusan farmasi. “Saya ingin bisa membuat obat untuk adik saya”, ceritanya.
Berhasil mendapatkan index prestasi kumulatif 3,79 telah mengantarkan Priskila menjadi pemenang Kalbe Award pada prosesi pelepasan Program Studi Profesi Apoteker bulan September lalu. Baginya hal tersebut bukanlah sebuah pencapaian utama. Menjadi seseorang yang bermanfaat untuk keluarga dan masyarakat luas adalah tujuan utama dari apa yang sedang dilakukannya saat ini.
Ditanya tentang kegiatan diluar akademik yang sering dilakukan selama kuliah, Priskila menjelaskan bahwa dirinya lebih memilih untuk menghabiskan akhir minggunya di rumah untuk membantu orang tua. “Hari Senin sampai Jumat waktunya kuliah, sedang Sabtu sampai Minggu, aku pulang buat bantuin orang tua, jadi jarang banget aku ikut kegiatan diluar akademik”, ungkapnya. Gadis manis ini lebih senang menggeluti hobinya, yaitu memasak. “Hitung-hitung, sambil bantu usaha kerabat jualan makanan”, sambungnya.
Karena ia lebih memprioritaskan untuk membantu orang tua di rumah, Priskila kemudian lebih memilih untuk menjadi asisten praktikum yang bisa dijalani di hari aktif perkuliahan. Hal ini juga ia lakukan untuk mendapatkan prestasi yang maksimal. Walau begitu, menurutnya bukan nilai baik yang harus dikejarnya, namun kepuasan akan usaha maksimal yang telah ia lakukan. “Ibaratnya saya akan lebih puas mendapatkan nilai B apabila saya sudah berusaha maksimal daripada mendapatkan nilai A- apabila saya belum berusaha maksimal”, kata Priskila.
Kedepan, Priskila berencana untuk fokus pada bidang industri. Ia mengaku merasa senang ketika dapat membuat obat atau sekedar melihat proses pembuatan obat di suatu pabrik farmasi. “Saya merasa nyaman bekerja di Industri Farmasi”, tutupnya. (Humas FA/ Yeny)