Farmasi UGM. Adanya kelangkaan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan di fasilitas-fasilitas kesehatan yang menangani pasien COVID-19 menggerakkan anggota Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA) Fakultas Farmasi UGM angkatan ’80, ’85, dan ’90 untuk turut mendukung penanganan COVID-19 melalui pengadaan APD bagi tenaga kesehatan ini terutama yang berada di daerah-daerah dimana bantuan dari pihak lain masih sangat terbatas.
Seperti disampaikan oleh Dekan Fakultas Farmasi UGM, Prof. Dr. apt. Agung Endro Nugroho, M.Si., dalam rapat koordinasi Unit Pengabdian Masyarakat Fakultas Farmasi UGM secara daring pada Rabu (19/04), bahwa anggota KAGAMA Farmasi berbagai angkatan ini ingin memberikan dukungan berupa dana pengadaan APD untuk tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan yang penyelenggaraannya diserahkan pada Unit Pengabdian Masyarakat Fakultas Farmasi UGM. Dalam teknisnya, Unit Pengabdian Masyarakat Farmasi UGM banyak melibatkan komunitas Sambatan Jogja (SONJO), dimana di dalamnya terdapat berbagai ahli dalam berbagai bidang sehingga proses pengadaan barang dapat berlangsung secara efektif. Misalnya pengadaan baju hazmat yang dilakukan oleh mamajahit.id, organisasi nirlaba yang tergabung salam komunitas SONJO, serta penyalur alat kesehatan yang berorientasi sosial sehingga dapat membantu pengadaan alat kesehatan dengan harga yang lebih terjangkau.
Pelaksaan kegiatan penyaluran bantuan APD ini dikoordinasikan langsung oleh Wakil Dekan bagian Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerjasama, dan Alumni, Dr.rer.nat. apt. Rr. Endang Lukitaningsih, M.Si. dan Kaprodi Program Profesi Apoteker Dr. apt. Ika Puspita Sari, M.Si. Penyerahan APD telah dilaksanakan pada Senin (18/05) dengan langsung diserahkan pada pengelola RSUD Saptosari Gunung Kidul, diterima oleh Ibu Suistilah, dengan ucapan terima kasih dari dr. Andhika Setiawan mewakili dewan direksi utamanya direktur RSUD Saptosari dr. Eko Darmawan. Bantuan APD yang diserahkan berupa coverall parasut sealer, covershoes parasut, gaun operasi parasut, faceshield, masker KN95, dan sepatu boots. RSUD Saptosari merupakan rumah sakit yang saat ini dijadikan rujukan untuk menangani pasien yang telah reaktif secara Rapid Test di Kabupaten Gunung Kidul. (Humas FA/Adhyat)