Farmasi UGM – Dalam langkah signifikan menuju inklusivitas dan akses yang setara, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) telah meluncurkan inisiatif RAMP (Ruang Akses Mandiri Penyandang Disabilitas). Inisiatif ini bertujuan untuk menyediakan fasilitas penting bagi penyandang disabilitas serta memastikan bahwa mereka dapat mengakses sumber daya pendidikan dan pelayanan tanpa diskriminasi. RAMP (Ruang Akses Mandiri Penyandang Disabilitas) di Fakultas Farmasi tersebar di tiga titik meliputi, halaman depan Unit 9, Lobby APSLC, dan PHCC.
Inisiatif RAMP dirancang untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi mahasiswa dengan disabilitas sehingga memungkinkan untuk menjelajahi kampus dengan mudah. Fasilitas ini mencakup ramp, toilet khusus difabilitas, dan jalur yang ditentukan yang khusus memenuhi kebutuhan individu dengan tantangan mobilitas. Dengan menerapkan perubahan ini, Farmasi UGM mengambil pendekatan proaktif untuk memastikan bahwa semua mahasiswa memiliki akses yang setara terhadap pendidikan dan sumber daya.
Prof. Dr. apt. Satibi, M.Si, Dekan Fakultas Farmasi, menekankan pentingnya non-diskriminasi dalam pendidikan. “Setiap mahasiswa, terlepas dari kemampuan fisiknya, berhak mendapatkan akses terhadap pendidikan berkualitas. Dengan inisiatif RAMP, kami berkomitmen untuk menghilangkan hambatan dan membangun lingkungan di mana semua orang dapat berkembang,” ujarnya.
Inisiatif ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya prinsip nomor 10, yang berfokus pada equal access. Dengan menyediakan akses yang setara terhadap fasilitas bagi penyandang disabilitas, Farmasi UGM berkontribusi pada masyarakat yang lebih adil. Langkah ini tidak hanya menguntungkan mahasiswa, tetapi juga menetapkan presiden bagi institusi pendidikan lainnya untuk diikuti.
Peluncuran inisiatif RAMP barulah langkah awal. Farmasi UGM berupaya untuk terus meningkatkan fasilitas dan memenuhi kebutuhan mahasiswa. Komitmen terhadap inklusivitas ini mencerminkan misi lebih luas universitas untuk mempromosikan keadilan sosial dan kesempatan yang setara bagi semua mahasiswa. Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk mendukung penyandang disabilitas, Universitas Gadjah Mada juga bekerjasama dengan organisasi untuk menyediakan sumber daya dan layanan dukungan tambahan seperti UKM Peduli Difabel. Kemitraan ini bertujuan untuk menciptakan sistem dukungan komprehensif yang tidak hanya menangani aksesibilitas fisik tetapi juga kesejahteraan akademis dan emosional.
Pengenalan inisiatif RAMP di Farmasi UGM menandai tonggak penting dalam perjalanan menuju inklusivitas dan akses yang setara bagi penyandang disabilitas. Dengan memprioritaskan non-diskriminasi dan kesempatan yang setara, UGM menetapkan contoh yang kuat bagi institusi lain untuk diikuti, membuka jalan menuju masa depan yang lebih inklusif. (Zahra/Humas)