Farmasi UGM – Mahasiswa Fakultas Farmasi UGM kembali berprestasi di ajang Pharmaceutical Competition and Seminar (Pharmacomes) yang diadakan oleh Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya. Dengan mengusung tema ‘Pharmacist as a Medicine Expert in Indonesia’, acara ini diikuti oleh peserta dari berbagai universitas di Indonesia.
Pada acara yang diadakan akhir bulan April 2019 lalu tersebut, Farmasi UGM mengirimkan 6 tim untuk mengikuti cabang perlombaan debat, cerdas cermat, dan poster, serta 4 orang lainnya untuk mengikuti lomba konseling. Dua tim diantaranya berhasil meraih juara pertama di lomba debat dan poster.
Untuk mencapai posisi tersebut, Farmasi UGM harus menyisihkan peserta dari universitas-universitas ternama lainnya. “Lomba debat Pharmacomes sangat seru dan sangat menegangkan karena diikuti oleh universitas-universitas ternama di Indonesia yang menjadikan persaingan sangat ketat,” ungkap Muhammad Sulhan, salah satu anggota tim debat Farmasi UGM.
Selain Sulhan, Oki Irawan dan Angela Judhia juga tergabung dalam tim debat Farmasi UGM yang kemudian berhasil mendapatkan Juara 1 di ajang tersebut. Menurut mereka, ketegangan yang dihadapi adalah di saat universitas-universitas lain mengirimkan 2 sampai 3 tim, sedang UGM sendiri hanya mengirim satu tim debat. Sehingga kemungkinan untuk dapat memenangkannya cukup kecil. Namun, inilah yang menjadikan kenenangan ini berkesan. “Karena disaat kita tidak memiliki kuantitas yang banyak, kita dapat menunjukkan kualitas terbaik,” ucap Sulhan.
Selain tim debat, Farmasi UGM juga berhasil mendapatkan gelar juara pertama dari cabang lomba poster. Adalah Muhammad Aditya Yogatama dan Wilfan Ibadurrahman, mahasiswa Farmasi UGM yang berhasil membawakan karya visual bertemakan cara mengatasi kebotakan dan ditunjukan untuk publik atau masyarakat luas. Bagi Wilfan dan Yoga yang belum berpengalaman sama sekali dalam mengikuti lomba sejenis, hal ini cukup menantang. Selain karena banyaknya peserta dari universitas-universitas ternama, persaingan dalam lomba ini cukup ketat karena hanya ada posisi untuk Juara 2 dan 1. “Ternyata menghasilkan sebuah karya poster yang informatif, menarik, dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan itu sangat menantang,” terang Yoga. (Humas FA/ Yeny)