Farmasi UGM – Senin (12/8) di Auditorium Lantai 8, Gedung APSLC Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) telah berlangsung kegiatan expert lecturer bertema “Leading The Future of Supply Chain Excellence in Pharmaceuticals, Consumer Health, and Medical Devices”. Bekerja sama dengan PT Anugrah Argon Medica (AAM), Fakultas Farmasi mengundang pembicara dari bidang industri khususnya yang ahli di bidang manajemen rantai pasokan dalam farmasi, kesehatan konsumen, dan alat kesehatan.
Acara dimulai dengan sambutan dari Prof. Dr. apt. Satibi M.Si, selaku Dekan Fakultas Farmasi yang menekankan pentingnya kegiatan ini bagi mahasiswa, terutama bagi mahasiswa program studi Profesi Apoteker. “Kegiatan ini dapat menjadi bekal awal bagi mahasiswa profesi khususnya terkait bagaimana proses distribusi farmasi,” ujarnya. Dalam sambutannya, Gilang, Sales Supervisor Ethical PT Anugrah Argon Medica (AAM) juga menyoroti pentingnya memahami dinamika rantai pasokan dalam distribusi farmasi.
Amelia Herdianto, seorang profesional Talent Management PT Anugrah Argon Medica (AAM) menjelaskan lebih lanjut tentang fokus perusahaan. PT AAM mengkhususkan diri dalam distribusi farmasi, mencakup produk etis, kesehatan konsumen, alat kesehatan, dan speciality product. Amelia juga menekankan perlunya rantai pasokan yang kuat untuk memastikan bahwa produk-produk penting ini sampai ke pasar dengan efisien dan efektif.
Sylvi Sundari, Central Distribution and Planning Manager PT Anugrah Argon Medica (AAM) selaku narasumber kegiatan ini menyampaikan pentingnya supply chain dalam industri farmasi. Dalam distribusi Farmasi, apoteker bertanggung jawab memastikan obat maupun produk farmasi dapat sampai di tangan konsumen dengan kondisi yang baik. Apoteker berperan mulai dari persiapan bahan baku, pengecekan dokumen, kesesuaian produk dan batch produksi, memastikan keamanan produk hingga di tangan konsumen. Selain itu, ia juga menekankan bahwa kedepannya akan semakin banyak tantangan-tantangan baru di distribusi farmasi mengingat pesatnya perkembangan dunia digital. Sylvi juga menekankan pentingnya pendidikan dalam manajemen rantai pasokan untuk membina generasi profesional baru yang siap menghadapi tantangan di industri farmasi. “Oleh karena itu, apoteker harus siap dan mampu menerapkan pharmacy role di era digital transformation in pharmaceuticals ini,” tekannya di akhir sesi.
Peserta terlibat dalam sesi interaktif dan aktif mengajukan pertanyaan dan berbagi pemikiran terkait manajemen rantai pasokan farmasi. Suasana kolaboratif mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis tentang peran apoteker di industri dan bagaimana apoteker dapat berkontribusi untuk meningkatkan efisiensi proses rantai pasokan farmasi.
PT Anugrah Argon Medica (AAM) juga mengadakan skrining kesehatan gratis bagi dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan Fakultas Farmasi. Hal ini sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 3, yaitu good health and well being. Selain itu, adanya kegiatan expert lecture ini merupakan salah satu bukti konkret komitmen Fakultas Farmasi UGM untuk terus memberikan edukasi melalui partnership untuk menunjang pendidikan yang berkualitas sesuai prinsip SDGs nomor 4 dan 17, quality education dan partnerships for goals. (Zahra/Humas)