Farmasi UGM – Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) telah berhasil menyelesaikan proses akreditasi internasional ASIIN (Accreditation Agency for Degree Programmes in Engineering, Informatics, the Natural Sciences and Mathematics) untuk lima program studi dengan hasil yang memuaskan. Proses asesmen yang berlangsung pada 15-16 Januari 2025 ini mencakup Program Sarjana Farmasi, Profesi Apoteker, Magister Ilmu Farmasi, Magister Farmasi Klinik, Magister Manajemen Farmasi, dan Doktor Ilmu Farmasi.
Dalam acara penutupan, perwakilan ASIIN, Prof. Dr. Moritz Bunemann, menyampaikan apresiasi terhadap atmosfer keterbukaan dan kerja sama yang kuat antara mahasiswa dan staf pengajar di Fakultas Farmasi UGM. “Kami sangat terkesan dengan sistem bimbingan dan tutorial yang komprehensif, serta kepuasan mahasiswa terhadap program yang ada,” ungkapnya. Fasilitas seperti Advanced Pharmaceutical Sciences Learning Center dan Integrated Laboratory for Research and Testing juga mendapatkan pujian atas dukungannya terhadap riset berkualitas tinggi.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pembelajaran UGM, Prof. Dr. Wening Udasmoro, menekankan pentingnya akreditasi internasional ini sebagai upaya untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan. “Kami sangat berterima kasih atas masukan konstruktif dari tim ASIIN. Proses ini tidak hanya mengevaluasi program yang ada tetapi juga memperkuat komitmen kami untuk terus menciptakan lulusan yang unggul dan relevan dengan kebutuhan global,” ungkapnya.
Selain aspek akademik, diskusi dengan asesor ASIIN juga menyoroti mobilitas internasional mahasiswa dan dosen, kolaborasi riset, dan relevansi kurikulum terhadap kebutuhan industri. “Jumlah mahasiswa yang mengikuti program mobilitas internasional telah mencapai 2.000 orang, melalui program seperti IISMA dan kerja sama dengan universitas luar negeri,” tambah Prof. Wening. Fakultas Farmasi UGM juga aktif menjalin kerja sama dengan universitas terkemuka, seperti Leiden University dan Groningen University, dalam program pertukaran mahasiswa dan kolaborasi riset.
Sistem evaluasi berbasis teknologi juga diapresiasi, khususnya melalui SIMASTER yang memungkinkan mahasiswa memberikan umpan balik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. “Mahasiswa UGM dikenal kritis dan aktif memberikan masukan, yang sangat membantu dalam proses perbaikan pendidikan,” jelas Direktur Pendidikan dan Pengajaran, Prof. Gandes Retno Rahayu.
Hasil akreditasi ini menjadi tonggak penting bagi Fakultas Farmasi UGM untuk terus meningkatkan standar internasional. Proses selanjutnya mencakup penyusunan laporan akreditasi yang akan disampaikan pada Maret 2025, dengan keputusan akhir yang diharapkan mendukung pengakuan global terhadap program-program akademik UGM.
Keberhasilan pelaksanaan akreditasi ASIIN oleh Fakultas Farmasi UGM sejalan dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Peningkatan kualitas pendidikan mendukung SDG 4: Pendidikan Berkualitas, sementara penguatan kolaborasi riset dan mobilitas internasional berkontribusi pada SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Selain itu, relevansi program dengan kebutuhan industri dan pengembangan riset di bidang farmasi turut mendukung SDG 3: Kehidupan Sehat dan Kesejahteraan melalui inovasi di bidang kesehatan. Upaya ini juga menciptakan lingkungan akademik yang inklusif dan berdaya saing global, mendukung SDG 10: Mengurangi Ketimpangan. (Rita/HumasFA)
SDGs nomor: 3, 4, 10 dan 17