Yogyakarta, 11 September 2025 — Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) menjalin kerja sama penelitian dengan Taman Nasional Meru Betiri dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jember untuk analisa kandungan bioprospeksi terhadap dua spesies tanaman langka yang dilindungi, yaitu Dehaasia pugerensis (Lauraceae) dan Cassine koordersii (Celastraceae). Kerja sama ini ditandai dengan penyerahan sampel tanaman untuk dianalisis lebih lanjut di laboratorium.
Kedua spesies tersebut merupakan tanaman endemik dengan sebaran terbatas dan populasi yang rentan akibat degradasi lingkungan, perubahan fungsi lahan, serta ancaman eksploitasi. Oleh karena itu, penelitian berbasis konservasi menjadi langkah penting untuk memastikan keberlanjutan tanaman langka ini sekaligus mengungkap potensi pemanfaatannya secara ilmiah.
Fokus penelitian diarahkan untuk menganalisa kandungan bioprospeksi yang berhubungan dengan aktivitas farmakologis. Selain itu, pemetaan DNA dilakukan untuk menggali keragaman genetik serta hubungan kekerabatan kedua spesies. Data yang diperoleh diharapkan menjadi dasar ilmiah bagi upaya konservasi jangka panjang dan pengembangan potensi bahan alam.
Kegiatan ini tidak hanya mendukung pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki kontribusi nyata bagi masyarakat melalui potensi pemanfaatan bahan alam untuk kesehatan. Dengan demikian, hasil penelitian diharapkan dapat menggabungkan misi akademik, konservasi, serta pemanfaatan berkelanjutan. Inisiatif ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) melalui pengembangan potensi tanaman obat, serta SDG 15 (Ekosistem Daratan) yang menekankan perlindungan keanekaragaman hayati darat. Melalui kerja sama lintas lembaga yang juga sejalan dengan SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan), langkah ini menegaskan komitmen bersama dalam menjaga keberlanjutan sumber daya hayati sekaligus mendukung kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Dengan adanya sinergi antara Fakultas Farmasi UGM, Taman Nasional Meru Betiri, dan BKSDA Jember, penelitian ini diharapkan menjadi langkah awal untuk memperkuat strategi konservasi tanaman langka dilindungi di Indonesia, sekaligus membuka peluang pengembangan bahan alam yang bermanfaat bagi kesehatan untuk generasi mendatang. (HumasFA/Sakha)