Farmasi UGM – Fakultas Farmasi Universitas Surabaya bekerja sama dengan Divisi Penalaran Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Farmasi Universitas Surabaya untuk mengadakan perlombaan bagi pelajar dan mahasiswa kefarmasian, yaitu Pharmind 5th 2024 dengan tema “Hidden Sparkle Pharmacist”. Pharmind 5th diharapkan dapat memberi motivasi para calon pharmacist untuk lebih aktif dalam kegiatan nonakademik yang tentunya masih selaras dengan bidang farmasi. Selain itu, kegiatan ini bertujuan memberi semangat para peserta untuk berjuang demi mendapatkan tujuan yang diinginkan, yaitu sebuah kemenangan.
Terdapat lima cabang perlombaan dalam Pharmind 5th 2024, yaitu PCC (Patient Counseling Competition), Design Poster, Video Edukasi, Natural Development Case Study, serta Cerdas Cermat yang merupakan sarana bagi para calon farmasis untuk menambah pengalaman dan mengembangkan kompetensi, kemampuan berpikir secara kritis, dan kreativitas.
Mahasiswa fakultas farmasi Universitas Gadjah Mada juga turut berpartisipasi di dalam kegiatan ini. Delegasi dari UGM adalah Laily Herawati (2020) dan I Putu Mas Esa Mahendra (2022) yang berhasil lolos sebagai finalis sepuluh besar lomba Patient Counseling Competition (PCC). Adapun tema yang diangkat dalam lomba PCC ini adalah Cardiovascular Disease. Sebagai finalis, Laily dan Esa menghadiri final yang diadakan pada tanggal 4 Mei 2024 di Universitas Surabaya untuk berkompetisi dengan finalis sepuluh besar lainnya. Adapun hasil yang diperoleh delegasi UGM adalah juara 3 PCC atas nama I Putu Mas Esa Mahendra.
Terdapat tiga poin dari Nine-star of Pharmacist Plus yang dapat delegasi UGM terapkan dalam perlombaan ini, yaitu communicator, researcher, dan long-life learner. Communicator diharapkan terealisasi saat peserta mampu menyampaikan informasi secara lisan maupun tertulis pada setiap cabang perlombaan yang diikuti. Researcher diharapkan terealisasi saat peserta berlatih mencari informasi-informasi yang termuat dalam karya perlombaan. Long-life learner diharapkan terealisasi saat peserta memiliki keinginan untuk terus belajar dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang kefarmasian.
Keberhasilan Esa dalam kompetisi ini sejalan dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 3 tentang kesehatan dan kesejahteraan yang mencakup peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, SDG 10 yang berkaitan dengan berkurangnya kesenjangan, serta SDG 4 tentang pendidikan berkualitas. Dengan meningkatkan kemampuan konseling dan pengetahuan tentang penyakit, mahasiswa farmasi dapat berkontribusi dalam menyediakan layanan yang lebih baik bagi pasien. Selain itu, dengan pelatihan dan kompetisi semacam ini, mereka juga berkontribusi pada pengembangan pendidikan yang berkualitas di bidang kesehatan.
SDGs nomor 3, 4, dan 10