Christian Karol Saputra, Alumni Fakultas Farmasi UGM yang Kini Pimpin Etana Innovation Center di PT Etana Biotechnologies Indonesia

Yogyakarta, 1 Juli 2025 – apt. Christian Karol Saputra, M.Biotek., seorang alumni Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang kini menjabat sebagai Etana Innovation Center Manager di PT Etana Biotechnologies Indonesia. Perjalanan karirnya menjadi inspirasi bagi para mahasiswa dan lulusan Fakultas Farmasi UGM, menunjukkan bahwa peluang apoteker di industri farmasi tidak terbatas pada perannya di bidang produksi, QC, dan QA semata.

Karol, begitu ia akrab disapa, menyelesaikan studi S1 Farmasi dan Profesi Apoteker di Fakultas Farmasi  UGM, kemudian melanjutkan studi S2 Bioteknologi di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Meskipun awalnya bercita-cita menjadi apoteker klinis yang berinteraksi langsung dengan pasien, Karol menyadari bahwa passion-nya lebih condong ke Farmasi Industri selama perkuliahannya.

“Farmasi itu memang menantang, banyak praktikum dan tugas,” kenang Karol. “Tapi sebenarnya, jika kita bisa menikmati hidup dan menyeimbangkan antara belajar, bermain, serta berorganisasi, semuanya akan terasa lebih ringan. Kurikulum di Fakultas Farmasi UGM memang dirancang komprehensif, dan saya baru menyadari betapa utuhnya ‘puzzle’ pengetahuan yang saya dapatkan setelah lulus dan bekerja di berbagai departemen.”

Karol menjelaskan bahwa posisi apoteker yang secara legal hukum diperlukan di industri terbatas pada bagian produksi, quality control, dan quality assurance, yang masing-masing hanya membutuhkan satu apoteker terdaftar. Namun, kompetensi apoteker sangat diperlukan di berbagai departemen lain, termasuk di departemennya saat ini, Etana Innovation Center.

“Saya sebelumnya di R&D, dan sekarang di Innovation Center yang banyak berkolaborasi dengan pihak luar. Kompetensi apoteker sangat membantu, meskipun tidak perlu terdaftar secara legal,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa soft skill, terutama kemampuan komunikasi, sangat penting dan banyak ia dapatkan saat berkuliah. “Kemampuan berbicara dan berinteraksi dengan orang lain itu krusial di mana pun kita bekerja.”

Salah satu tantangan terbesar yang Karol rasakan di awal karirnya adalah perbedaan knowledge dan pengalaman dengan rekan-rekan senior yang berlatar belakang D3 atau SMA. “Secara praktis, mereka jauh lebih jago di awal. Tapi di level interpretasi data, menentukan langkah selanjutnya, dan merangkai menjadi suatu kesatuan untuk trial, di situlah lulusan farmasi dengan pengetahuan teori lebih dibutuhkan,” jelas Karol.

Ia menekankan pentingnya memiliki distinctive atau sudut pandang yang berbeda. “Kita harus selalu berpikir out of the box, memikirkan beberapa langkah ke depan. Jika saya melakukan ini, apa dampaknya? Hal ini membantu dalam pengambilan keputusan yang cepat namun komprehensif,” tambahnya.

Kekuatan utama sebagai alumni Fakultas Farmasi UGM, menurut Karol, terletak pada sudut pandang yang komprehensif, dengan konsentrasi pada keamanan (safety), efikasi (efficacy), dan kualitas produk. “Farmasi itu kuat di point of view safety dan efficacy, berbeda dengan bidang ilmu lain seperti bioteknologi atau kimia yang mungkin lebih mendalami molekul atau struktur. Kemampuan berkolaborasi dan menyeberangi berbagai sudut pandang inilah yang menjadi penting di dunia industri,” tuturnya.

Karol memegang teguh prinsip berbuat baik dan berbagi ilmu serta pengalaman. “Berbuat baik itu tidak akan merugikan kita. Ini akan membantu kita memiliki banyak teman dan relasi yang baik di mana pun kita berada,” pesannya. Selain itu, alumni Fakultas Farmasi UGM tersebut membagikan tiga pesan penting yang ia yakini dapat membantu mahasiswa Fakultas Farmasi UGM dalam perjalanan perkuliahan dan karier mereka. Pertama, bangun pertemanan yang luas karena teman adalah sistem dukungan berharga pada masa depan. Kedua, jangan takut hari esok, hadapi ketidakpastian dengan pikiran terbuka dan fokus pada pengembangan diri. Terakhir, beristirahat saat lelah untuk menjaga kesehatan mental dan fisik, memastikan kita bisa terus melangkah hingga sampai ke tujuan.

Kisah perjalanan karier dan peran Christian Karol Saputra di industri bioteknologi ini secara gamblang mengilustrasikan kontribusi nyata terhadap setidaknya tiga Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Posisinya sebagai pemimpin di Etana Innovation Center merupakan perwujudan dari SDG 9, Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, yang fokus pada pengembangan kapabilitas riset dan teknologi dalam negeri. Inovasi yang ia pimpin bertujuan untuk menghasilkan produk kesehatan yang lebih efektif dan aman, yang merupakan pilar utama dari SDG 3, Kehidupan Sehat dan Sejahtera. Selain itu, perannya sebagai talenta ahli di sektor strategis ini turut mendorong penciptaan lapangan kerja berkualitas dan pertumbuhan ekonomi, sejalan dengan semangat SDG 8, Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.

Share this post
Type Keyword to Search