Farmasi UGM – Sejumlah Tenaga Kependidikan dan Dosen Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada yang telah sembuh dari Covid-19 melakukan sharing untuk berbagi cerita selama menjalani perawatan saat terkena Covid-19. Pada kesempatan tersebut, mereka membagikan kisahnya masing-masing secara daring melalui platform Zoom Meeting pada hari Kamis, 08 April 2021.
Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Dekan Fakultas Farmasi UGM, Prof. Dr. apt. Agung Endro Nugroho, M.Si., Ph.D., dan jajaran Wakil Dekan serta tendik dan dosen lainnya. Pada kesempatan tersebut, Ibu Sri Wisni sebagai tendik pertama di Fakultas Farmasi UGM yang terkena Covid-19 menyampaikan kesan pesan dan berterimakasih kepada Dinkes Sleman karena selama isolasi mandiri di Asrama Haji diberikan pelayanan yang sangat baik. “Terimakasih untuk semua pihak dan rekan yang telah memberikan support ke saya sehingga sangat terbantu sekali selama menjalani isolasi mandiri” ujarnya.
Dosen Departemen Biologi Farmasi Fakultas Farmasi UGM yang juga menjadi penyintas Covid-19 menyampaikan gejala awal yang ia rasakan sebelum terkonfirmasi positif Covid-19. “Gejala awal saya tidak bisa mencium bau, terus lapor ke puskesmas terdekat, dan langsung dibawa ke Wisma Kagama untuk isolasi mandiri” ungkap Djoko. Setelah selesai menjalani isoman dan dinyatakan sudah sembuh dari Covid-19, beliau diperbolehkan pulang ke rumah. “Setelah sembuh harus lebih sabar karena ujian berikutnya adalah penerimaan dari masyarakat” ujarnya. Beliau juga menambahkan bahwa banyak masyarakat di lingkungan sekitar rumahnya yang menjadi takut untuk berinteraksi dengan keluarganya, walaupun sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19.
Tenaga kependidikan lainya di Fakultas Farmasi yang juga menjadi penyintas Covid-19 dan berbagi kisah adalah Pak Sutardi dan Pak Priyatno. Beliau berdua membagikan cerita selama menjalani isolasi mandiri. “Pas awal masuk, rasanya takut karena tenaga medis yang ada disana memakai pakaian khusus, tapi lama-lama juga terbiasa” ungkap Sutardi. Selama empat hari berada di IGD beliau dibawa ke bangsal karena sudah masuk Covid sedang, kemudian dinyatakan sembuh setelah sebelas hari menjalani isolasi mandiri. “Saya termasuk yang cepet sembuh karena banyak mengkonsumsi obat-obatan herbal” ujarnya.
Sementara itu, Priyatno menceritakan gejala awal yang ia rasakan yaitu badan lemas dan kalau sore terasa demam. Kemudian ia langsung ke tenaga kesehatan terdekat untuk melakukan pemeriksaan. Saat pemeriksaan awal, ia divonis mengalami infeksi saluran pernapasan. Karena tidak yakin, beliau langsung melakukan Swab PCR dan hasilnya dinyatakan positif Covid-19 setelah empat hari berikutnya, kemudian langsung dibawa ke Asrama Darmaputera untuk menjalani isolasi mandiri selama dua belas hari.
Berdasarkan sharing pengalaman yang mereka semua sampaikan sebagai penyintas Covid-19, ternyata masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa orang yang terkena Covid-19 perlu diasingkan dari lingkungan sekitar untuk mencegah penularan. Para penyintas tersebut berharap akan ada sosialisasi di lingkungan mereka kepada masyarakat karena sampai sekarang masih diasingkan. Mereka juga mengungkapkan rasa terimakasih yang mendalam kepada Tim Gugus Covid-19 Fakultas Farmasi UGM yang telah membantu banyak hal. Sebagai penyintas, mereka juga berpesan kepada masyarakat untuk selalu menjaga protokol kesehatan dan menerapkan 5M sesuai dengan yang dianjurkan pemerintah. (Humas FA)