Farmasi UGM- Departemen Kastrat, BEM KMFA UGM 2021 kembali menghadirkan program rutin tahunan yaitu DISOLUSI #1 atau Diskusi Online Isu Farmasi. Sebagai salah satu fakultas di klaster kesehatan, BEM KMFA UGM berusaha terus mengawal isu-isu di dunia farmasi serta kesehatan melalui kegiatan disolusi yang kali ini mengangkat tema besar yang masih menjadi trending topic masyarakat Indonesia yaitu vaksin, dalam PASCA VAKSINASI: BAGAIMANA EFEKTIVITAS VAKSIN DAN EPIDEMILOGI COVID-19 DI INDONESIA?
Acara ini dilaksanakan pada hari Minggu, 18 Juli 2021 dengan menghadirkan dua pembicara yang merupakan guru besar di Fakultas Kesehatan Universitas Gadjah Mada. Acara DISOLUSI dimulai pada pukul 09.00 WIB dengan sambutan dari Ketua BEM KMFA 2021, M. Farhan Fahreza yang menuturkan fakta mengenai hoax terhadap pandemi serta vaksinasi sehingga diharapkan DISOLUSI kali ini mampu menjadi jawaban. Disambung oleh Dekan Fakultas Famasi UGM, Prof. Agung Endro Nugroho, M.Si., Ph.D., Apt. bahwa vaksinasi adalah kunci utama herd immunity yaitu imunitas untuk skala populasi sehingga sinergisitas semua pihak dibutuhkan untuk menghentikan epidemiologi covid-19.
Dengan dipandu oleh moderator yang juga mahasiswa berprestasi II Fakultas Farmasi UGM, Birgita Kusuma Dewi, acara diskusi ini masuk ke acara inti oleh pembicara pertama yaitu Prof. Zullies Ikawati, Apt. yang merupakan guru besar di Fakultas Farmasi UGM. Beliau memaparkan materi yang dirangkum dalam judul “Efikasi dan Keamanan Vaksin Covid-19”.
Dalam materinya beliau membahas bahwa Pandemi yang berlangsung lebih dari setahun seperti belum ada tanda-tanda akan berakhir bahkan terjadi second wave covid-19 dan belum ada satu obat pasti yang bisa dikatakan sebagai obat ampuh penyakit covid-19 sehingga vaksinasi adalah solusi utama untuk memperoleh her immunity di masyarakat. Materi dari beliau juga menjawab keraguan mayoritas mengenai vaksin ini aman atau tidak, karena ternyata semua vaksin yang beredar di Indonesia sudah memiliki EUA atau Emergency use Authorization yang menjamin efikasi dan keamanan vaksin dan tentu saja seperti jenis obat lain, pasca vaksinasi juga bisa terjadi efek yang disebut KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi) namun yang ditekankan oleh beliau adalah manfaat vaksinasi masih jauh lebih besar daripada resikonya sehingga divaksin lebih bermanfaat daripada tidak divaksin.
Diskusi tetap berlangsung dengan hadirnya pembicara kedua yaitu dr. Citra Indriani, MPH yang merupakan Dosen Epidemiologi di FKKMK UGM. Pembicaraan kali ini lebih fokus kepada pandemi yang dirangkum dalam judul “Epidemiologi Covid-19”. Dalam materi ini, beliau mengangkat pertanyaan sangat umum di tengah pandemi sebagai pembuka yaitu, kapan sih sebenarnya pandemi ini akan berakhir?
Dalam penelitian, banyak variabel yang diperhatikan dalam memprediksi apakah pandemi akan berhenti seperti munculnya varian baru virus covid-19 merupakan variabel alami sebenarnya dalam sebuah pandemi namun sangat perlu diperhatikan. Variabel seperti aktivitas manusia juga sangat diperhitungkan apalagi dalam pandemi virus yang semakin highly transmited maka protokol-protokol kesehatan yang mendasar dan tambahan seiring adanya varian baru selalu menjadi prioritas seluruh masyarakat apabila tren pandemi ingin segera berakhir. (BEM KMFA UGM)