Farmasi UGM- Ilmu pengetahuan kini semakin berkembang. Kesadaran masyarakat terhadap perlunya hidup sehat telah mendorong inovasi-inovasi baru yang memanfaatkan sumber alam yang ada. Salah satunya adalah teknologi nano yang beberapa tahun belakangan ini populer di kalangan akademisi dan praktisi kesehatan. Di sisi lain, para ilmuwan juga mengembangkan teknologi nano untuk mengobati tubercolosis dengan memanfaat akar kacang tanah (Arachis hypogaea, L.) yang merupakan limbah pertanian. Perlu diketahui bahwa akar kacang tanah memiliki banyak kandungan resveratrol yang baik untuk mengobati TBC.
Senada dengan sub tema ‘Pengaplikasian Teknologi Terkini dalam Sediaan Farmasi’, fenomena teknologi nano tersebut mendorong Ni Putu ayu Linda Permitasari membuat essay ilmiah terkait “Nano Teknologi untuk Bentuk Sediaan Kapsulasi dari Limbah Akar Kacang Tanah untuk Obat Tuberculosis (TBC)”. Setelah mempersiapkan berbagai data dan fakta terkait, Linda mantap ikut dalam kegiatan Lomba Aksi Penulisan karya Ilmiah Nasional (ASPIRIN) 2017 yang diadakan oleh Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada September hingga awal Oktober lalu.
Berhasil membawa pulang medali Juara 2 dan berada di posisi tiga besar bersama dua mahasiswa Universitas Indonesia, mahasiswa Farmasi UGM angkatan 2014 ini menuturkan bahwa salah satu kesulitan ketika menulis essay adalah mencari ide. “Gak cuma asal nulis, perlu juga mencari ide yang bagus, sesuai tema, dan matang datanya.” ungkap Linda. Penulisan essay ilmiah memang lebih sederhana dibanding karya ilmiah, namun keakuratan data dalam membangun argumen juga tidak boleh disepelekan. Ditanya soal bagaimana cara mendapatkan ide, Linda bercerita bawah ide bisa didapatkan dari mana saja, baik itu dari perkuliahan, jurnal ilmiah, internet, buku, dan lain-lain. “Kuncinya adalah banyak baca” tutur Linda. (Yeny/ Humas FA)