Farmasi UGM – “Selain dengan belajar di kelas, mahasiswa perlu membangun kapasitas intelektual dengan mengikuti berbagai kompetisi”, terang Isti’anatul Muflihah. Mahasiswa Fakultas Farmasi UGM angkatan tahun 2016 ini berhasil meraih Juara 2 dalam Lomba Kisah Inspiratif SMNPDN 2019 yang diadakan oleh Organisasi Persatuan Mahasiswa dan Alumni Bidikmisi Nasional Republik Indonesia (Permadani DIksi Nasional RI).
Di tengah-tengah persiapan acara serah terima hadiah SMNPDN 2019 pada tanggal 23 April kemarin, Isti sempat bercerita mengenai pandangannya soal menjadi mahasiswa farmasi. Bagi Isti, kuliah dan berorganisasi berada pada prioritas yang sama-sama penting. Mengikuti berbagai kegiatan non-akademik adalah salah satu cara untuk menyebarkan kebaikan.
Selama dua tahu bergabung dengan BEM KMFA membuat Isti cukup memahami isu-isu kefarmasian nasional. Untuk itu, dikesempatan kali ini, ia mengangkat kisah mengenai pengalamannya selama menjadi mahasiswa Farmasi UGM dan mengikuti berbagai kegiatan dan perlombaan. Selain itu, melalui karyanya, Isti juga mengungkapkan sudut pandangnya tentang future pharmacist. Inilah salah satu yang mendapatkan poin lebih dari para juri.
“Mimpiku untuk apoteker Indonesia, profesi ini tidak lagi dipertanyakan peran dan fungsinya, bukan pula dikenal sebagai shopkeeper,” ungkap Isti. Apoteker yang lebih sering berada di belakang layar membuat profesi ini tidak sepopuler dokter. Tak banyak yang tahu mengenai peran profesi ini di bidang kesehatan. Problematika dunia kefarmasian menjadikan Isti belajar bahwa peran strategis future pharmacist adalah menjadi problem solver. Apoteker dengan ranah kontribusi yang tepat diharapkan nantinya mampu menepis anggapan tentang eksistensi profesinya.
Dalam sudut pandang Isti, menumbuhkan kesadaran akan pentingnya literasi dapat memacu untuk mengembangkan softskill dan hardskill. “Saya menjadi asisten praktikum sejak semester 3 agar memiliki pengalaman terutama dalam mendampingi adik tingkat saat praktikum, mengoreksi laporan praktikum, dan lain-lain,” ungkap Isti.
Pengalaman Isti tersebut dapat menjadi inspirasi bersama. Sebagai mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi, ia dituntut untuk lulus tepat waktu. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangatnya untuk mengikuti berbagai kegiatan non-akademik. Karena semakin banyak pengalaman yang didapat, akan menambah kemampuan untuk memecahkan suatu permasalahan. (Humas FA/ Yeny)