Farmasi UGM – Semenjak wabah Covid-19 ditetapkan pada status awas di lingkungan Universitas Gadjah Mada, beberapa fakultas termasuk Fakultas Farmasi melakukan tanggap darurat dan membuat kebijakan-kebijakan guna untuk pencegahan wabah. Sejak pertengahan bulan Maret 2020, tepatnya tanggal 16 Maret Fakultas Farmasi sendiri sudah memberlakukan kuliah dalam jaringan (online) untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 melalui Surat Edaran Dekan nomor 1.15.03/UN1/FFA/SETPIM/OT/2020 tentang Kebijakan Perkuliahan dan Praktikum.
Farmasi UGM. Wabah Covid-19 telah menyebar ke segala penjuru dunia. Dari catatan www.worldometers.info/coronavirus/ yang diakses pada tanggal 15 April 2020 pukul 12.00 WIB, tercatat sudah mencapai 2 juta orang terinfeksi virus SARS-CoV-2 yang merupakan penyebab Covid-19. Lebih dari 126 ribu (6,17%) di antaranya meninggal dunia. Virus ini juga telah tersebar di 210 negara dan teritori. Sementara di Indonesia, dari data yang diumumkan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, jumlah yang terinfeksi per tanggal 14 April 2020 pukul 12.00 WIB mencapai 4.839 Kasus, sementara 459 orang meninggal dunia.
Farmasi UGM. Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Farmasi UGM dan beberapa mahasiswa PSPA Farmasi UGM didampingi Ibu Ika Puspita Sari, PhD (Ketua Program Studi Profesi Apoteker/PSPA) secara simbolis menyerahkan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) kepada beberapa puskesmas di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Puskesmas daerah Pundong, Pleret, Kasihan, Wonosari dan Ponjong. Kegiatan ini diinisiasi oleh mahasiswa Fakultas Farmasi UGM dengan menggunakan dana keuntungan penyelenggaraan Farmasi Cup, sebuah ajang olahraga futsal dan basket antar fakultas kesehatan perguruan tinggi se-Indonesia yang diselenggarakan setiap tahunnnya.
Farmasi UGM – Dalam rangka pencegahan infeksi virus covid-19 secara luas, Fakultas Farmasi UGM melalui sivitas akademik melakukan beberapa program kegiatan dalam upaya penanggulangan wabah virus tersebut. Tentu saja ini mempertimbangkan kompetensi, kapasitas internal fakultas, dan keilmuan. Di tingkat provinsi, Fakultas Farmasi UGM dilibatkan dalam Gugus Tugas Covid-19 Provinsi DIY di Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, di bawah koordinasi Kabid Pengawasan Ketenagakerjaan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja Disnakertrans DIY. Program kegiatan yang sudah atau sedang berjalan antara lain pembuatan artikel ilmiah populer edukasif melalui web dan media sosial, pembuatan dan produksi hand sanitizer untuk kebutuhan internal dan fasilitas pelayanan kesehatan DIY, bergabung dengan Gugus Covid-19 Provinsi DIY, pengembangan pengabdian masyarakat berbasis penanggulangan Covid-19, memberikan kuliah terkait penanganan Covid-19 melalui Webinar, pemberian alat pelindung diri (APD) oleh mahasiswa dll.
Farmasi UGM. Sejak terjadinya wabah COVID-19, di mana reseptor ACE 2 (Angiotensin Converting Enzyme 2) merupakan pintu masuk COVID-19, muncul ketakutan para pasien hipertensi yang sudah terkontrol dengan terapi obat anti hipertensi golongan ACE inhibitor (ACEI) atau Angiotensin 2 Receptor Blocker (ARB). Pertanyaan yang selalu dilontarkan adalah : Apakah pasien hipertensi yang sudah terkontrol dengan pemberian obat anti hipertensi golongan ACEI (contohnya kaptopril, ramipril, lisinopril, enalapril) atau golongan ARB (valsartan, kandesartan, irbesartan, losartan, telmisartan) harus berhenti minum obat-obat tersebut?
KAGAMA.CO, SAMARINDA – Mencuci tangan dan memakai hand sanitizer saat di luar rumah merupakan cara pencegahan penularan Covid-19 yang paling ditekankan.
Hal ini coba diedukasikan oleh KAGAMA Farmasi Kaltim kepada para pedagang dan para penunjung Pasar Ijabah, Kota Samarinda, melalui aksi peduli Covid-19, pada Sabtu (04/04/2020).
Peserta aksi sebagian besar berprofesi sebagai apoteker dan pengurus KAGAMA Farmasi Kaltim.
Mereka dengan ramah dan sabar memberikan pemahaman kepada para pedagang dan pembeli di pasar, bahkan tidak segan menyampaikan informasi tersebut sampai ke sudut-sudut pasar.
Farmasi UGM – Dekan Fakultas Farmasi UGM secara simbolis telah menyerahkan bantuan sembako kepada mahasiswa kurang mampu pada Selasa, 7 April 2020. Bantuan tersebut diperuntukan bagi 36 mahasiswa Fakultas Farmasi UGM yang membutuhkan dalam masa pencegahan wabah Covid-19 ini. “Mahasiswa-mahasiswa penerima bantuan ini merupakan mahasiswa-mahasiwa aktif dari angkatan 2016 hingga angkatan 2019”, terang Oki Irawan selaku Keuta BEM Keluarga Mahasiswa Fakultas Farmasi UGM.
Staf Bagian Tata Usaha Farmasi UGM menyebutkan bahwa ada beberapa kriteria penerima bantuan tersebut, diantaranya merupakan mahasiswa perantauan yang pada saat ini belum dapat kembali ke daerah asal sehingga masih bertahan di Jogja, dan juga kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tujuan dari program ini sendiri adalah untuk memudahkan dan mengurangi beban mahasiswa kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Farmasi UGM. Kehadiran virus corona baru SARS-CoV2 yang menyebabkan pandemi penyakit COVID-19 (coronavirus disease 2019) yang hampir melumpuhkan seluruh dunia telah menantang para ahli untuk mengalahkan virus tersebut. Berdasarkan kemiripan dengan virus corona sebelumnya yaitu SARS-CoV yang menyebabkan penyakit SARS pada tahun 2002-2003 yang lalu, disebut-sebut bahwa virus ini memasuki sel yang diinfeksinya melalui suatu reseptor di permukaan sel yang disebut Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE2). Apakah sebenarnya reseptor ACE2 dan peranannya dalam penyakit COVID-19? Di bawah ini ulasannya.
Farmasi UGM – Dalam menghadapi kelangkaan hand sanitizer di pasaran, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada mengadakan program pengadaan hand sanitizer bagi fasilitas kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Seperti yang telah diketahui, semenjak wabah Covid-19 merebak, pasaran berbagai produk hand sanitizer kewalahan dalam menghadapi kebutuhan pasar. Selain masker, hand sanitizer perlahan mulai sulit didapatkan. Kondisi ini sangat mempengaruhi keberlangsungan penanganan pasien di fasilitas-fasilitas kesehatan di DIY.
Pendahuluan
Sejak Covid-19 pertama kali dilaporkan oleh WHO di Wuhan China pada akhir Desember 2019, saat ini telah menyebar ke lebih dari 180 negara termasuk Indonesia. Semua negara berupaya mempersempit penyebaran virus Covid-19 yang ditransmisikan antar manusia melalui droplet (1). Virus sangat berbeda dengan bakteri dalam hal ukuran yaitu 40-160 nm, memiliki struktur berupa tonjolan glikoprotein dan membrane protein berbentuk amplop yang memiliki kemiripan struktur dengan virus SARS-CoV hingga 75-90%. Struktur gen pada Covid-19 juga mirip dengan SARS-CoV (>80%). Covid-19 akan inaktif jika terkena sinar ultraviolet dan suhu tinggi serta disinfektan yang bersifat lipofil (larut lemak) yaitu : eter, etanol, klorin, asam peroksi asetat dan kloroform (2). Covid-19 akan berkembang biak dalam tubuh manusia dalam masa inkubasi 3-7 hari bahkan hingga 14 hari. Sepanjang daya tahan tubuh manusia yang terinfeksi cukup, maka Covid-19 akan mati dengan sendirinya (self limiting disease) (3). Hingga saat ini belum ada obat antivirus yang spesifik direkomendasikan untuk terapi Covid-19, sehingga upaya yang dapat dilakukan adalah upaya pencegahan penyebaran (transmisi) virus dengan mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer lebih sering dengan air mengalir, menghindari menyentuh area muka, jika batuk dan bersin ditutupi dengan lengan atas atau sapu tangan, hindari kerumunan dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS)/ gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS). Makan dengan gizi seimbang adalah makanan empat sehat lima sempurna dengan porsi sayur dan buah 2-5 porsi dalam sehari merupakan upaya untuk mempertahankan daya tahan tubuh melawan infeksi Covid-19 (4).