Farmasi UGM – Bentukan alam, gumuk pasir merupakan salah satu primadona pariwisata yang ada di Yogyakarta. Sebagai satu-satunya gumuk pasir yang ada di Indonesia, tentu wilayah ini memiliki berbagai keunikan, baik dari sisi vegetasi, hingga sosial masyarakatnya. Di sisi lain, fenomena gumuk pasir juga memiliki permasalahan tersendiri, salah satunya adalah kesehatan. Permasalahan kesehatan yang umum muncul di daerah tersebut adalah sistem pernafasan, yang salah satunya adalah asma.
Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2015, 343 Juta orang di dunia menderita asma dan ada lebih dari 4 juta orang meninggal karenanya. Hal ini harus menjadi perhatian khusus. Di sisi lain, Sustainable Development Goals 2030 (SDGs 2030) memiliki target untuk mengurangi 25% kematian akibat penyakit pernafasan kronis, yang salah satunya adalah asma.
Dalam karya tulisnya, Candra Adianto, Arief Adi Nugroho, dan Gergorius Gena Maran membahas mengenai hal tersebut. Ketiga mahasiswa Farmasi UGM ini mengembangkan ide untuk mengatasi permasalahan di daerah gumuk pasir secara khusus dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara umum serta sebagai alternatif menuju SGDs 2030. Karya tulis ilmiah yang dibuat oleh Arief, Candra, dan Gergorius ini ditujukan untuk mengikuti UNY Scientific Fair (UNYCEF) dimana gumuk pasir menjadi fokus permasalahan yang diangkat.
Melihat potensi alam daerah Gumuk Pasir dimana banyak ditemukan tanaman widuri (Calotropis gigantea), yang telah diteliti memiliki aktivitas anti-inflamasi, anti-histamin dan bronkodilatasi, serta limbah kulit udang yang dihasilkan dari aktivitas tambak udang di daerah tersebut tim Farmasi UGM kemudian mengembangkan ide ‘Trogan-Spray: Formulasi Nano Spray Ekstrak Akar Widuri (Calotropis gigantea) Terenkapsulasi Kitosan dari Limbah Kulit Udang sebagai Phytomedicine untuk Terapi Asma‘. “Limbah kulit udang dapat diolah menjadi kitosan sebagai drug delivery sistem,” kata Candra.
Dalam acara UNYCEF kali ini, Fakultas Farmasi UGM bersaing dengan universitas lainnya dari seluruh Indonesia seperti Universitas Brawijaya, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Bandung, dan lainnya. Pada acara yang terlaksana pada akhir bulan April lalu, Farmasi UGM berhasil mendapat Juara 3 pada lomba LKTI bertema ‘Inovasi Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS) di Indonesia untuk Mewujudkan Sustainable Development Goals 2030’ tersebut. (Humas FA/ Yeny)