Farmasi UGM – Siapa yang tak kenal Bakpia. Jenis kudapan yang cukup populer, khususnya di kalangan masyarakat Yogyakarta ini memang memiliki rasa yang cukup khas. Tidak hanya masyarakat Yogyakarta, para wisatawan dari luar daerah pun juga gemar membawa bakpia sebagai buah tangan. Akibatnya, dengan adanya permintaan pasar yang cukup tinggi, para produsen bakpia pun juga harus menyediakan sumber bahan dalam skala besar. Salah satu bahan pembuatan bakpia yang cukup umum adalah kacang hijau. Dalam pemanfaatannya, bagian kacang hijau yang digunakan adalah bijinya saja, sedangkan bagian kulit kacang hijau diperlakukan sebagai limbah, karena dianggap tidak memiliki manfaat. Pada satu tempat industri bakpia saja, tidak kurang dari 10-30 kg per harinya, limbah kacang hijau bisa dihasilkan. Limbah tersebut hanya dibuang atau sekedar dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Tidak banyak yang tahu bahwa kulit kacang hijau memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi serta dapat memberikan manfaat bagi dunia kecantikan. Inilah yang kemudian diangkat oleh tim UGM yang terdiri dari Andyan Prabowo, Nadya Anggraini, dan Yuda Nur Ihsan. Andyan dan Yuda yang merupakan mahasiswa Fakultas Farmasi UGM, mengungkapkan bahwa limbah kacang hijau memiliki kandungan memiliki kandungan senyawa bioaktif, terutama kandungan antioksidan yang tinggi seperti vitamin A, vitamin B, folat, vitamin C, vitamin E, dan vitamin K, karotenoid, flavonoid, dan senyawa fenolik lainnya, sehingga sangat memungkinkan untuk memanfaatkan limbah tersebut sebagai sesuatu yang bermanfaat, seperti lulur ataupun masker.
Bersama dengan Nadya yang merupakan mahasiswa vokasi, Andyan dan Yuda membuat sebuah perencanaan model bisnis yang memanfaatkan limbah kacang hijau sebagai modal utamanya. Ide produk yang diangkat oleh Yuda, Andyan, dan Nadya adalah masker peel off, jenis masker yang cukup populer saat ini. Dengan judul ‘Vignaca: Pemanfaatan Limbah Bakpia Menjadi Masker Peel Off berbasis Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga di Yogyakarta’, tim dari UGM tersebut berhasil meraih Juara 2 dalam ajang Entrepreneur Festival of Business Administration (EFBA) yang diadakan oleh Telkom University pada bulan Oktober 2019.
Andyan mengungkapkan bahwa salah satu faktor kemenangan yang didapat oleh tim ini adalah karena keunikan dan orisinalitas dari ide yang diangkat. “Sebenarnya kami tidak mengejar untuk menjadi pemenang, tujuan awal kami adalah untuk meningkatkan soft skill dan memperluas jejaring dengan mengikuti kegiatan semacam ini”, ungkap Andyan. Sebagai seorang mahasiswa, substansi yang paling utama adalah selalu menjaga keinginan untuk belajar dan menambah wawasan. Mencari pengalaman tidak hanya dalam akademik saja, tetapi juga meningkatkan prestasi lainnya baik melalui organisasi, perlombaan, ataupun dengan berwirausaha. Dalam ajang tersebut, selain UGM, dua tim lainnya yang menduduki peringkat tiga besar adalah tim dari Universitas Trunojoyo dan Universitas Widyatama yang keduanya sama-sama menggunakan aplikasi online sebagai dasar model bisnisnya. (Humas FA/ Yeny)