KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Beberapa waktu belakangan, obat herbal kembali populer, terutama ketika pandemi virus corona mulai melanda Indonesia.
Pasalnya, obat yang berasal dari bahan alam ini dianggap memiliki khasiat, salah satunya adalah menjaga daya tahan tubuh.
Namun demikian, masyarakat mesti mengetahui tata cara memilih obat herbal secara tepat.
Hal ini dibahas oleh alumnus Fakultas Farmasi UGM, Drs. Bambang Priyambodo dalam akun You Tube pribadinya.
Menurut Bambang, obat tradisional atau herbal memang memiliki keunggulan dibanding obat kimia.
Misalnya, efek samping yang relatif kecil jika penggunaannya dilakukan dengan tepat.
Selain itu, komponen dalam satu bahan obat herbal memiliki efek saling mendukung.
“Obat herbal juga bagus untuk pengobatan penyakit degenratif, karena penggunaan obat herbal lebih cocok untuk pemakaian jangka panjang dengan efek samping minimal,” ungkap GM Manufacture PT Air Mancur ini.
Kendati demikian, ada dosis yang mesti ditepati jika mengonsumsi obat herbal.
Misalnya, kata Bambang, mengonsumsi air seledri secara berlebihan dapat menurunkan tekanan darah secara drastis.
“Demikian pula penggunaan gambir untuk menghentikan diare, kalau lebih dari satu ruas ibu jari bisa menyebabkan sembelit atau konstipasi.”
“Konsumsi minyak jarak juga bisa menyebabkan iritasi saluran pencernaan dan kehilangan cairan tubuh.”
“Meniran yang bisa digunakan untuk imunomodulator, jika lebih dari satu genggam dan dikonsumsi dalam jangka panjang bisa menyebabkan iritasi ginjal,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Bambang mengimbau masyarakat yang meracik obat tradisional sendiri agar jangan sampai salah memilih bahan.
Agar khasiat dari tanaman herbal bisa keluar, masyarakat perlu memperhatikan proses pengolahannya.
“Misalnya daun dewa yang digunakan untuk berbagai macam penyakit dan daun sambungnyowo yang bisa digunakan untuk obat kanker. Bentuk daunnya sama sehingga sulit untuk memilih dalam keadaan kering.”
Agar bisa mengonsumsi obat-obatan herbal dengan aman, Bambang memberikan beberapa tips, seperti menggunakan obat tradisional yang sudah terbukti keamanannya.
Indikator keamanan ini adalah dari tulisan POM TR atau TI untuk jamu, POM HT untuk Obat Herbal Terstandar, dan POM FF untuk fitofarmaka. (Ez/-Th)
Sumber : kagama.co