Farmasi UGM – Sebagai farmasis yang khususnya bekerja di rumah sakit, tentu pemahaman soal pengelolaan sediaan parenteral sudah bukan hal baru lagi. Namun, hingga saat ini masih sering ditemui beberapa permasalahan terkait sediaan parenteral, seperti kondisi-kondisi yang tidak terkontrol dengan baik sehingga pencampuran beberapa produk parenteral dapat memberikan peluang masuknya mikroorganisme.
Perkembangan konsep kefarmasian ‘Pharmaceutical care’ pada saat ini mengiring tuntutan kepada farmasis untuk memberikan perhatian pada pelayanan yang lebih professional yang mana salah satu diantaranya adalah dispensing aseptic sediaan parenteral. Memandang bahwa pemahaman mengenai prinsip pencampuran parenteral masih sangat penting, Fakultas Farmasi UGM melalui Departemen Farmakologi dan Farmasi Klinik UGM menyelenggarakan Pelatihan Aseptic Dispensing and IV Admixture selama dua hari pada tanggal 6 hingga 7 September 2019.
Selama dua hari tersebut, peserta pelatihan diajak untuk sharing bersama beberapa narasumber. Di hari pertama, penyampaian materi mengenai overview pencampuran sediaan parenteral oleh Dr. Fita Rahmawati, Sp.FRS., Apt., yang dilanjut kemudian dengan pemaparan materi mengenai teknik aseptik pada pencampuran sediaan parenteral. Sedang di sesi lain, narasumber lainnya di hari pertama, yaitu Retno Muliawari, M.Sc., Apt., menyampaikan materi tentang penanganan dan penyiapan obat sitostatika serta studi kasus penanganan dan penyiapan obat sitostatika. Sedang di hari kedua, Fakultas Farmasi UGM mengundang Dr. Rina Mutiara, M.Pharm., Apt., untuk menyampaikan materi mengenai penyiapan nutrisi parenteral total dan studi kasus penyiapan nutrisi parenteral total. Selain itu, para peserta pelatihan nantinya juga akan diajak untuk praktik pencampuran sediaan parenteral.
Melalui kegiatan ini, diharapkan peserta pelatihan yang terdiri dari sekitar 30 rumah sakit di Indonesia dapat sharing dan bersama-sama mendalami pengetahuan soal dispensing aseptic sediaan parenteral. Sehingga apoteker yang bertugas di rumah sakit dapat lebih aware untuk memastikan sediaan parenteral dalam kondisi yang baik. Hal tersebut juga dilakukan agar stabilitas ketersediaan obat lebih maksimal. (Humas FA/ Yeny)