Farmasi UGM – Fakultas Farmasi UGM sukses menyelenggarakan Seminar dan Workshop bertajuk “Regulasi CPKB dan Aplikasi Formulasi di Laboratorium Kosmetik”. Kegiatan ini berlangsung pada Selasa, 17 Desember 2024 dan bertempat di Auditorium Lantai 8 Gedung Advanced Pharmaceutical Sciences Learning Center (APSLC) Fakultas Farmasi UGM. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk memperkuat hubungan antara institusi pendidikan dan industri farmasi, serta mendukung pengembangan industri kosmetik di Indonesia.
Seminar dan Workshop ini diselenggarakan dengan kolaborasi antara Laboratorium Advanced Pharmaceutical Sciences (APS) Fakultas Farmasi UGM bersama PT. Saintifik Indonesia, PT. Global Solusindo Utama, dan PT. Alfascale Indonesia, untuk memberikan pemahaman mendalam tentang regulasi Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB). Melalui kegiatan ini, diharapkan peserta dapat memahami prinsip dasar CPKB, implementasi teknis di laboratorium, serta pentingnya kepatuhan terhadap regulasi dalam rangka menjaga kualitas dan keamanan produk kosmetik. Pentingnya regulasi CPKB sejalan dengan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya pada tujuan SDG 3 (Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan) dan SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).
Kegiatan ini diikuti oleh berbagai kalangan, diantaranya dosen, peneliti, laboran dan praktisi industri kosmetik di Provinsi Jawa Tengah dan DIY. Seminar ini juga menghadirkan Prof. Dr.rer.nat. apt. Endang Lukitaningsih, M.Si., Dosen Departemen Kimia Farmasi Fakultas Farmasi UGM, yang memberikan materi terkait Regulasi CPKB di Laboratorium Kosmetik dan Prof. Dr. apt. Teuku Nanda Saifullah Sulaiman, M.Si., Dosen Departemen Farmasetika Fakultas Farmasi UGM, yang menjadi narasumber tentang Aplikasi Formulasi di Laboratorium Kosmetik.
Selain seminar, acara ini juga dilanjutkan dengan workshop praktis terkait penggunaan dan pemanfaatan efektif alat-alat di laboratorium kosmetik yang dipandu langsung oleh PT. Saintifik Indonesia, PT. Global Solusindo Utama, dan PT. Alfascale Indonesia. Para peserta dapat berinteraksi dan melihat langsung demonstrasi penggunaan alat. Hal ini turut mendukung tujuan SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), yang menekankan pentingnya inovasi di sektor industri, serta mendukung pengembangan infrastruktur, khususnya di industri kosmetik dan SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan). Diharapkan, kegiatan ini dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan industri kosmetik di Indonesia yang semakin berkembang. (Rara/HumasFA)